TGB Ajak Mahasiswa dan Intelektual Jaga NKRI

Selasa, 12 Maret 2019 - 11:05 WIB
TGB Ajak Mahasiswa dan Intelektual Jaga NKRI
Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB). Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) mengajak para mahasiswa dan kaum intelektual untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai sebuah kesepakatan yang dibangun para pendiri bangsa Indonesia.

Ajakan tersebut disampaikan TGB saat menjadi pembicara dalam Dialog Keumatan dan Kebangsaan dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia di IPC Corporate University Bogor, Senin 11 Maret 2019, kemarin.

TGB menyatakan, dalam kehidupan berbangsa, mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat wajib menjaga NKRI. Ajakan itu pun menjadi jawaban TGB atas pertanyaan salah seorang mahasiswa yang menyinggung isu khilafah. "Khilafah bukan termasuk pokok keimanan atau keyakinan," tegas TGB dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, Selasa (12/3/2019).

Menurut TGB, NKRI merupakan wadah yang selama ini telah terbukti menyatukan seluruh rakyat Indonesia. Dengan wadah ini, kata TGB, semangat toleransi, kebangsaan, dan semua ikhtiar yang baik sudah berjalan dengan baik.

"Saya menyampaikan kepada mahasiswa, bahwa fasilitas berislam di Indonesia ini luar biasa. Kita bisa menjalankan kewajiban agama dengan sebaik-baiknya. Artinya, wadah Indonesia cukup untuk menjadi tempat melaksanakan ajaran yang baik," tutur TGB.

Terkait perbedaan pendapat dan pandangan, terutama dalam suasana pesta demokrasi, kata TGB, itu merupakan hal biasa. Namun, jangan sampai dipertajam dengan isu-isu irasional yang berpotensi menimbulkan perpecahan.

"Jangan sampai terjadi di antara masyarakat dalam memandang atau mempunyai pilihan terkait kontestasi demokrasi, sehingga menjauhkan kita sesama anak bangsa. Itu benang merahnya," tegasnya.

Menurut pendiri Wasathiyah Center itu, ada banyak negara yang rakyatnya menderita karena peperangan akibat wadah kebangsaan yang tidak berjalan dengan baik. Hal tersebut harus menjadi refleksi bagi semua warga negara Indonesia dalam menjaga semangat kebangsaan.

"Dan perlu kita juga melihat perjalanan atau pengalaman bangsa lain ketika wadahnya rusak, maka seluruh daya pembangunan dan kemajuan bangsa itu hancur semua. Di negara Timur Tengah contohnya, dan negara lain banyak juga," jelasnya.

TGB juga meminta agar anak muda tidak terpolarisasi dengan paham yang bisa mengancam keutuhan bangsa. Terlebih, di zaman kolaborasi seperti saat ini, setiap individu boleh berbeda pandangan, berbeda pendapat dalam satu atau lebih hal, namun tetap harus selalu membangun jejaring kebaikan.

"Jadi jangan sampai perbedaan pandangan itu mempolarisasi para mahasiswa, sehingga mereka tidak bisa membangun jalur untuk silaturahim dengan baik," tandasnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8439 seconds (0.1#10.140)