Cuaca Ekstrem, Warga Kabupaten Bandung Diimbau Waspadai Hal Ini

Sabtu, 09 Maret 2019 - 18:49 WIB
Cuaca Ekstrem, Warga Kabupaten Bandung Diimbau Waspadai Hal Ini
Anggota MPR RI dari Fraksi PKS Adang Sudrajat saat menggelar Sosialisasi Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara, mengingatkan masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat dalam kondisi cuaca ekstrem seperti sekarang. Foto/Istimewa
A A A
BANDUNG - Warga Kabupaten Bandung diminta untuk selalu waspada terhadap ancaman bahaya banjir dan longsor di saat intensitas hujan sedang tinggi seperti saat ini. Sebab, sejumlah wilayah di dataran rendah seperti Baleendah dan Dayeuhkolot rawan kembali terendam banjir sehingga bisa berdampak kepada munculnya penyakit.

Anggota MPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Adang Sudrajat menyebutkan, tingginya curah hujan beberapa pekan terakhir ini meningkatkan kerentanan meningkatnya penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD). Salah satunya di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang rentan dilanda banjir dan ada sebagian wilayahnya termasuk endemis DBD.

"Di musim hujan seperti ini selain ancaman longsor dan banjir, mewabahnya penyakit DBD juga harus diantisipasi. Oleh karena itu diperlukan pencegahan dengan cara edukasi secara masif kepada semua lapisan masyarakat," kata Adang saat menggelar Sosialisasi Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara di Kantor DPD PKS Kabupaten Bandung, Sabtu (9/3/2019).

Sebagai seorang dokter, Adang yang juga anggota DPR RI Dapil Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat ini menilai ada dua hal utama yang perlu diwaspadai saat musim penghujan, yakni dampak fisik berupa bencana longsor dan banjir, serta dampak biologis berupa munculnya wabah penyakit seperti diare, muntaber, demam berdarah dengue (DBD), dan lain-lain. Khusus penyakit DBD yang penyebarannya oleh nyamuk aedes aegypti, sangat mudah menyebar pada suatu area sehingga dapat mengganggu kehidupan di masyarakat.

Dia mencontohkan, di DKI Jakarta penderita DBD sudah menembus angka 2.200 kasus. Di KBB pun dari informasi yang diperolehnya tahun lalu tercatat ada 1.146 orang yang terserang DBD dan dua di antaranya meninggal dunia. Sementara, di awal tahun ini ada 238 yang suspect DBD dan yang meninggal dua orang. Tentunya di Kabupaten Bandung juga masih banyak temuan kasus DBD sehingga diharapkan masyarakat mampu meredukasi pencegahan meluasnya penyebaran DBD untuk meminimalisasi adanya korban jiwa.

Upaya preventif yang bisa dilakukan adalah dengan meminta warga agar senantiasa menjaga lingkungannya dengan 3M Plus, yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, mengubur atau mendaur ulang barang-barang bekas yang sudah tak terpakai, serta menabur bubuk abate. Sebab, karakteristik nyamuk aedes aegypti ini bertelur di genangan air bersih yang tidak bersentuhan dengan tanah.

"Penguatkan kewaspadaan dan ideologi yang selama ini dilakukan MPR dengan wawasan berbangsa dan bernegara, juga perlu didukung pemahaman bagaimana cara hidup sehat di masyarakat," ucapnya yang didampingi Ketua DPD PKS Kabupaten Bandung Jajang Rohana.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 4.9722 seconds (0.1#10.140)