Haru Suandharu: Negara Kuat jika Ketahanan Keluarganya juga Kuat

Sabtu, 09 Maret 2019 - 17:56 WIB
Haru Suandharu: Negara Kuat jika Ketahanan Keluarganya juga Kuat
Wakil Ketua DPRD Kota Bandung Haru Suandharu saat menyampaikan materi di hadapan ratusan peserta kegiatan parenting bertema Harapan Anak Harapan Orang Tua, Kita Wujudkan Bersama di Kota Cimahi, Sabtu (9/3/2019). Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
CIMAHI - Permasalahan harga sembako yang masih tinggi dan sulitnya lapangan pekerjaan, masih menempati urutan teratas dalam problematika yang dihadapi keluarga di sejumlah kota-kota besar di Indonesia. Hal ini menjadi riskan karena mencirikan fondasi ketahanan keluarga di negara ini masih sangat rendah, sehingga dampak lebih luasnya bisa mengancam ketahanan negara.

"Negara ini akan kuat kalau ketahanan keluarganya juga kuat. Kenapa keluarga korelasinya sangat erat dengan negara? Karena saat ini gempuran persoalan keluarga juga skalanya sudah negara. Seperti ancaman bahaya narkoba, LGBT, seks bebas, dan lain-lain," kata Wakil Ketua DPRD Kota Bandung dari Fraksi PKS Haru Suandharu dalam kegiatan parenting bertema 'Harapan Anak Harapan Orang Tua, Kita Wujudkan Bersama' di Kota Cimahi, Sabtu (9/3/2019).

Menurutnya, jika orang tua atau kepala keluarga masih dipusingkan dengan persoalan elementer, akan sulit untuk mewujudkn ketahanan keluarga. Masih adanya angkatan kerja anak-anak menandakan bahwa persoalan di keluarga tidak berdiri sendiri. Di sinilah peran dan kehadiran negara dibutuhkan dalam tata kelola kebijakan agar mampu menciptakan keluarga yang kuat, kokoh, dan sejahtera.

Sebagai wakil rakyat yang harus selalu menampung aspirasi masyarakat, dirinya mengapresiasi kegiatan parenting yang diibaratkan sebagai imunisasi untuk memberikan kekebalan kepada keluarga. Kegiatan ini diharapkan jangan hanya sebagai gerakan komunitas, tapi harus jadi sebuah gerakan negara. UU atau perda dibuat agar pro-keluarga, bukannya malah menggerus ketahanan keluarga.

"Mindset ketahanan keluarga masih sangat kecil yang berdampak kepada konstruksi negara. Ini harus jadi kesadaran bersama agar SDA dan sumber daya negara dipakai dalam mensejahterakan masyarakat," kata politisi yang juga Caleg DPRD Provinsi Jabar dari Dapil Kota Bandung dan Cimahi ini.

Dirinya berharap dapat mewujudkan keluarga kuat melalui pendekatan edukasi dan religi. Tantangannya memang tidak mudah, mengingat saat ini teknologi informasi dan internet begitu mudah diakses. Jika tidak difilter maka tidak menutup kemungkinan dampak negatif dari internet bisa menjalar ke lingkungan keluarga.

"Pemahaman agama dan pendidikan menjadi sangat krusial, ketika dua-duanya kuat maka ketahanan keluarga dapat terbentuk. Tapi kalau agama lemah atau semuanya lemah maka negara ini bisa terancam," ujarnya.

Kegiatan parenting yang dihadiri sekitar 300 peserta dari kalangan ibu-ibu dan bapak-bapak ini juga menghadirkan tiga pembicara lainnya. Mereka adalah pemerhati anak sekaligus Ketua Komunitas Analisis Bahasa Coretan Anak, Maya Yustia; pemerhati keluarga dan pendidikan, Ike Hikmawati; serta anggota Komisi X DPR RI Ledia Hanifa Amaliah yang tampil membawakan tema Peran Parlemen dalam Menyelamatkan Generasi Bangsa.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.5994 seconds (0.1#10.140)