Kapolda Perintahkan Kapolres Waspadai Potensi Gangguan Pemilu

Jum'at, 08 Maret 2019 - 21:39 WIB
Kapolda Perintahkan Kapolres Waspadai Potensi Gangguan Pemilu
Kapolda Jabar Irjen Pol Agung Budi Maryoto, Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Tri Soewandono, dan Kabaintelkam Mabes Polri Komjen Pol Unggung Cahyono seusai kegiatan simulasi pengamanan pemilu 2019 di Lapangan Brigif 15 Kujang Cimahi. Foto/SINDOnews/Adi Ha
A A A
CIMAHI - Kapolda Jabar Irjen Pol Agung Budi Maryoto memerintahkan seluruh kapolres jajaran Polda Jabar selalu waspada terhadap potensi gangguan terhadap pelaksanaan Pemilu Serentak 2019.

Sekecil apapun potensinya jika tidak diantisipasi sejak dini dan ditanggulangi, bisa menjadi ancaman bagi pesta demokrasi di masyarakat yang diharapkan bisa berlangsung aman, damai, dan lancar.

"Seluruh Kapolres dilarang underestimate (meremehkan) potensi kerawanan. Setiap ada potensi gangguan terhadap pemilu, harus langsung ditindak agar tidak berkembang," kata Agung seusai simulasi gabungan Polda Jabar dan Kodam III/Siliwangi untuk pengamanan Pemilu 2019 di Lapangan Brigif 15 Kujang Cimahi, Jumat (8/3/2019).

Hingga kini, ujar Agung, jajaran Polda Jabar dan Kodam III/Siliwangi belum menemukan potensi kerawanan dan gangguan terhadap Pemilu Serentak 2019, baik pemilihan presiden (Pilpres) maupun pemilihan anggota legislatif (Pileg).

Agung mengemukakan, kondisi itu jangan sampai membuat jajaran terlena. Aparat kepolisian resor (polres) di Jawa Barat harus terus melakukan latihan pengamanan agar saat ada gangguan yang sebenarnya muncul, semua anggota sudah siap melakukan pengamanan.

"Semua Kapolres tidak boleh berandai-andai, semuanya harus siap. Sehingga, apabila dibutuhkan bisa langsung siap untuk menyelesaikan permasalahan," ujar Kapolda.

Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Kabaintelkam) Mabes Polri Komjen Pol Unggung Cahyono menyatakan, pihaknya sudah memberikan instruksi terhadap masing-masing Polda untuk melakukan latihan pengamanan pemilu.

Untuk tingkat Mabes Polri akan dilaksanakan di Jawa Tengah. Pihaknya mengaku tidak akan underestimate terkait potensi kerawanan saat pelaksanaan pemilu 2019, dan akan terus bersinergi dengan TNI.

"SOP-nya jelas bahwa dalam penanggulangan masa anarkis saat pemilu tidak boleh menggunakan senjata api. Kalau pelaku bakal anarki ditanggulangi dengan peluru hampa atau karet guna melumpuhkannya," kata Unggung.

Sementara itu pada simulasi digambarkan terjadi kericuhan saat ratusan orang melakukan aksi unjuk rasa. Aksi mereka dihadang ratusan petugas kepolisian yang sudah membentuk barikade.

Kericuhan tidak bisa dihindari dan terjadi lemparan batu dan kayu kepada aparat kepolisian. Sehingga tindakan pengamanan terpaksa dilakukan dengan mengerahkan anjing K-9, mobil anti huru hara, dan water cannon.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.7402 seconds (0.1#10.140)