MCM Jabar Siap Kawal Masjid agar Tak Jadi Tempat Kampanye

Jum'at, 08 Maret 2019 - 20:55 WIB
MCM Jabar Siap Kawal Masjid agar Tak Jadi Tempat Kampanye
Ketua MCM Jabar Budi Hermansyah (kedua dari kiri). MCM Jabar akan mengawal masjid agar tidak dijadikan arena kampanye. Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Demi menciptakan suasana damai jelang Pemilu Serentak 2019 baik Pemilihan Presiden (Pilpres) maupun Pemilihan Anggota Legislatif (Pileg), sejumlah aktivis masjid, Masyarakat Cinta Masjid (MCM) Jawa Barat siap mengawal masjid di Jabar agar tak dijadikan tempat kampanye.

Di sisa masa kampanye Pilpres 2019 yang kurang dari 40 hari lagi, para anggota MCM akan bergerak secara masif untuk bersilaturahmi sekaligus memberikan masukan kepada para jamaah masjid dan pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) agar terhindar dari upaya pihak-pihak tertentu yang ingin menjadikan masjid sebagai arena kampanye, penyebaran ujaran kebencian, fitnah, dan berita bohong atau hoax.

"Kami bersama-sama menjaga masjid agar menjadi tempat sejuk. Masjid ini mengembangkan dakwah dengan cinta. Tidak menyebarkan kebencian, fitnah, dan hoax. Dari masjid inilah kami berharap kedamaian ini bisa terwujud," kata Ketua MCM Jabar Budi Hermansyah saat bersilaturahmi seusai salat Jumat dengan pengurus DKM Asy Syifa, Kelurahan Kebon Kangkung, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung, Jumat (8/3/2019).

Menurut Budi, upaya yang dilakukan pihaknya dilandasi kecintaan terhadap masjid. Sebagai umat Islam dan warga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), pihaknya tak menginginkan masjid menjadi tempat awal penyebaran benih-benih perpecahan.

"Kami tidak ingin masjid jadi tempat berpolitik praktis dan tak menginginkan masjid menjadi tempat penyebaran berita-berita yang sifatnya provokasi," ujar dia.

Terlebih, tutur Budi, belum lama ini, masyarakat sempat dihebohkan oleh penyebaran tabloid maupun buletin bertendensi negatif yang disebar lewat masjid dan berpotensi memecah belah umat. Melalui upaya pengawalan tersebut, pihaknya tak menginginkan peristiwa tersebut terulang kembali di Jabar.

"Buletin-buletin seperti itu tidak memberikan pendidikan politik yang baik. Menyebarkan kebencian kepada negara, pemerintah, lewat pemahaman yang berbeda dari yang sudah kita sepakat, yakni NKRI, seperti paham khilafah," tutur Budi.

Dalam kesempatan itu, Budi pun mengimbau jamaah masjid maupun masyarakat luas untuk tidak segan-segan melaporkan segala bentuk upaya yang berpotensi memecah belah umat kepada pihak kepolisian.

Terlebih, ungkap Budi, pihaknya pun menggandeng aparat kepolisian dalam setiap silaturahmi dan dialog dengan jamaah masjid maupun pengurus DKM.

"Jangan sungkan untuk melaporkan kepada penegak hukum karena itu pelanggaran hukum yang berat. Apalagi, pemerintah juga sudah melarang penyebaran paham-paham seperti paham khilafah dan membubarkan organisasi yang selama ini selalu bicara khilafah," ungkap Budi.

Budi menyatakan, pihaknya akan terus berkeliling dari masjid ke masjid untuk bersilaturahmi dan berdialog sekaligus memberikan masukan kepada jamaah masjid maupun pengurus DKM. Tidak hanya memanfaatkan momentum salat Jumat, melainkan setiap hari.

"Insya Allah kita akan terus keliling dari DKM ke DKM, tidak hanya saat salat Jumat, tapi insya Allah tiap hari. Bukan hanya di Kota Bandung, tapi juga di kabupaten / kota di Jabar," tandas dia.

Sementara itu, Ketua DKM Masjid Asy Syifa H Syahbiddin menyambut baik upaya yang dilakukan MCM. Terlebih, dia pun tak menginginkan masjid menjadi tempat kampanye terselubung, apalagi menjadi tempat penyebaran ujaran kebencian, fitnah, dan hoax.

"Selama sifatnya umum dan tidak mengarah pada keberpihakan, pasti kami sambut baik. Kami juga tidak ingin masyarakat terpecah gara-gara berbeda pilihan dalam politik," pungkas Syahbiddin.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 5.3614 seconds (0.1#10.140)