Pergerakan Tanah Rusak Rumah, 10 Warga di Gununghalu Mengungsi

Rabu, 06 Maret 2019 - 21:22 WIB
Pergerakan Tanah Rusak Rumah, 10 Warga di Gununghalu Mengungsi
Petugas BPBD KBB dan personel TNI membantu membereskan perabotan di salah satu rumah yang rusak akibat pergerakan tanah di Kampung Cikubang, Desa Bunijaya, Gununghalu, KBB, Rabu (6/3/2019). Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Warga Kampung Cikubang, RT 02/16, Desa Bunijaya, Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat (KBB) dikejutkan dengan pergerakan tanah di wilayah mereka.

Kondisi tersebut mulai diketahui pada Selasa (5/3/2019) petang sekitar pukul 17.00 WIB sehingga sempat membuat warga di sekitar lokasi pergerakan tanah was-was.

"Kami mendapatkan laporan tadi pagi bahwa di Kampung Cikubang, Gununghalu ada pergerakan tanah sehingga petugas langsung mengecek ke lokasi," kata Kepala Pelaksana BPBD KBB Duddy Prabowo didampingi petugas lapangan Rudi Wibiksana, Rabu (6/3/2019).

Pergerakan tanah ini terjadi disebabkan oleh curah hujan tinggi yang mengguyur kawasan tersebut. Tanah yang labil akhirnya retak sepanjang sekitar 100 meter.

Kondisi tersebut berimbas terhadap empat rumah warga yang mengalami kerusakan sehingga penghuninya terpaksa harus diungsikan.

Duddy mengemukakan, berdasarkan inventarisasi di lapangan ada tiga rumah yang rusak berat dan satu rumah posisinya terancam. Rumah yang rusak berat adalah milik Asep Nurdin (31) dihuni 4 jiwa, Ebah (31) ada 3 jiwa, serta Heri (35) dihuni 3 jiwa.

Sementara rumah yang terancam adalah milik Budi (38) ada 3 jiwa. Untuk rumah yang rusak berat seluruh penghuninya telah mengungsi ke kerabat terdekatnya.

"Apabila hujan deras turun terus maka rumah yang terancam dikhawatirkan juga mengalami rusak parah. Kami juga siap mengirimkan logistik karena mereka yang mengungsi ada bayi berusia dua bulan dan ibu hamil," ucapnya.

Tidak ada korban jiwa dalam bencana pergeseran tanah ini dan hanya menimbulkan kerusakan rumah serta fasilitas umum. Bencana ini menambah daftar panjang bencana pergerakan tanah dan longsor di KBB beruntun terjadi sejak akhir bulan lalu.

Oleh sebab itu warga diminta untuk waspada karena berdasarkan informasi BMKG hujan masih akan terus terjadi hingga Mei 2019.

Sebelumnya Bupati KBB, Aa Umbara mengaku wilayah selatan KBB memang daerah yang berpotensi terjadinya bencana karen berada di zona merah.

Pihaknya telah meminta tim dari geologi untuk melihat kontur tanah di selatan KBB karena jika penduduk semakin bertambah dikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya pergerakan tanah semakin luas. "Warga harus waspada di musim penghujan, sebab bencana dengan intensitas kecil terus terjadi," kata dia.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 5.7889 seconds (0.1#10.140)