Terinspirasi Maestro Wayang Golek, Dedi Bangun Taman Giri Harja

Rabu, 06 Maret 2019 - 21:00 WIB
Terinspirasi Maestro Wayang Golek, Dedi Bangun Taman Giri Harja
Mantan Bupati Purwakarta yang juga Ketua DKM Tajug Gede Cilodong menggagas pembangunan Taman Giri Harja seluas 5 hektare. Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
PURWAKARTA - Terinspirasi oleh maestro wayang golek Asep Sunandar Sunarya, mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menggagas pembangunan Taman Giri Harja di Kompleks Tajug Gede, Cilodong, Desa Cikopo, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta.

Taman Giri Harja menjadi bagian dari Kompleks Tajug Gede Cilodong yang luas totalnya mencapai 10 hektare dan menyedot biaya hingga Rp50 miliar lebih. Dimulainya pembangunan Taman Giri Harja ditandai kegiatan Mitembiyan Ngaruwat Taman Giri Harja yang dihadiri sejumlah seniman dan budayawan Sunda serta pejabat Pemerintah Kabupaten Purwakarta, Rabu (6/3/2019).

Dedi yang juga menjabat Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Tajug Gede Cilodong mengungkapkan, sosok Asep Sunandar Sunarya menginspirasi dirinya untuk menggagas pembangunan taman seluas 5 hektare itu. Baginya, Asep Sunandar Sunarya merupakan sosok yang benar-benar memahami filosofi tentang Islam yang rahmatan lil alamin.

"Abah Asep ini kan dalang, tapi dia sangat gemar pertanian, peternakan, perikanan. Dia dalang, tetapi dia juga seorang juru dakwah yang andal. Abah itu tokoh Sunda yang menerjemahkan Islam lewat konteks lingkungan," ungkap Dedi di lokasi pembangunan.

Menurut Dedi, nama Giri Harja sendiri berasal dari kata giri yang artinya gunung dan raharja yang artinya makmur. Nama Giri Harja itulah yang juga digunakan Asep Sunandar Sunarya untuk menamai padepokan seninya di Jelekong, Kabupaten Bandung.

"Selama ini, kebanyakan taman itu kan kecil-kecil, padahal kalau ngomong konsep taman sesungguhnya, tanah Jawa Barat itu taman, dari mulai gunung, sungai, persawahan, sampai area laut, semuanya taman," papar Dedi.

Sebagai apresiasi terhadap maestro wayang golek Asep Sunandar Sunarya, Taman Giri Harja akan dilengkapi ruang yang menghadirkan cara pembuatan wayang golek hingga cara memainkannya. Selain itu, akan ditaman pula 5.000 pohon kayu lame yang menjadi bahan baku pembuatan wayang golek.

"Nanti di sini akan diajarkan cara membuat wayang, mulai dari memotong kayu lame, dibuat wayang, kemudian sampai dicat sampai ditampilkan," jelasnya.

Melalui Taman Giri Harja, Dedi ingin kembali menghidupkan tradisi Sunda yang sangat menjunjung tinggi kelestarian alam. Karenanya, lahan taman yang sebelumnya hutan juga akan dikembalikan menjadi hutan dan beragam tahanan akan ditanam di taman tersebut.

Taman Giri Harja, lanjut Dedi, nantinya akan menjadi pusat kreativitas budaya Sunda, salah satunya menjadi ruang untuk mengenalkan anak-anak pada permainan tradisional Sunda hingga pusat kegiatan Islam dimana anak-anak bisa mempelajari Alquran dan memahami Islam secara utuh.

"Kami ingin taman ini menjadi pusat dari seluruh aktivitas, di mana agama dipahami secara universal. Selain itu, sebentar lagi bisa lihat di sini sudah sangat indah. Seluruh pohon tadi disusun, buah, sayuran, semuanya menjadi sebuah areal indah dan memperdayakan para petani," pungkas Dedi.

Salah seorang anak Asep Sunandar Sunarya, Dadan Sunandar Sunarya yang turut hadir dalam kegiatan itu menyampaikan terima kasih kepada Dedi Mulyadi yang menggagas pembangunan Taman Giri Harja. Terlebih, kata Dadan, gagasan itu pun menjadi cita-cita sang ayah yang ingin melestarikan wayang golek sebagai kesenian tradisional khas Jabar.

"Banyak terima kasih sekali ke Pak Dedi yang mengangkat nama Giri Harja. Ini sebenarnya cita-cita Abah dulu. Di Giri Harja (Kabupaten Bandung) itu harus seperti itu dan sekarang ada. Di sini ada seperti ini lagi, ya alhamdulillah, jadi banyak lagi nanti Asep Sunandar Asep Sunandar yang lain," tutur Dadan.

Ke depan, Dadan pun mengaku siap membantu pengembangan Taman Giri Harja, salah satunya memberikan pelatihan pembuatan wayang golek hingga berbagai ilmu cara memainkan wayang golek kepada para pengunjung Taman Giri Harja.

"Di Giri Harja sendiri sudah jalan, ada pelatihan, ada pembuatan wayang, tapi memang (lahannya) tidak sebesar di sini. Nanti contoh-contoh di Giri Harja akan dibawa ke sini, termasuk guru-gurunya," katanya.

Kegiatan Mitembiyan Ngaruwat Taman Giri Harja digelar cukup meriah dan kental budaya Sunda. Kemeriahan semakin terasa dengan hadirnya seniman dan budayawan Sunda, di antaranya Entis Sutisna (Sule), Budi Dalton, Ohang, dan sejumlah seniman dan budayawan Sunda lainnya.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1901 seconds (0.1#10.140)