Hadiri Rekor Makan Bakso, Jokowi Komitmen Jaga Stabilitas Harga

Minggu, 03 Maret 2019 - 22:42 WIB
Hadiri Rekor Makan Bakso, Jokowi Komitmen Jaga Stabilitas Harga
Presiden Jokowi menghadiri kegiatan pemecahan Rekor Muri makan bakso gratis 30.000 porsi Gebyar Bakso Merah Putih Indonesia Bersatu di Lapangan Deltamas, Kabupaten Bekasi, Minggu (3/3/2019). Foto/Istimewa
A A A
BEKASI - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan komitmennya menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok seperti yang telah berhasil diwujudkan selama hampir lima tahun terakhir masa pemerintahannya.

Komitmen tersebut disampaikan Presiden di hadapan ribuan warga yang menghadiri kegiatan pemecahan Rekor Muri makan bakso gratis 30.000 porsi bertajuk "Gebyar Bakso Merah Putih Indonesia Bersatu" di Lapangan Deltamas, Kabupaten Bekasi, Minggu (3/3/2019).

Komitmen yang disampaikan Jokowi itu sekaligus menjawab pernyataan Ketua pelaksana kegiatan dan Sekjen Paguyuban Pedagang Mie dan Bakso Indonesia (Papmiso) Bambang Haryanto yang mengapresiasi kinerja Presiden dalam menjaga stabilitas harga, khususnya daging sapi yang menjadi bahan baku utama bakso.

"Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan terima kasih atas stabilitas harga pangan, khususnya harga daging sapi," kata Bambang saat memberikan sambutan.

Menurut Bambang, anggota Papmiso jumlahnya mencapai sekitar 2 juta orang yang tersebar di seluruh Indonesia. Sedangkan di Provinsi Jawa Barat mencapai sekitar 50.000 orang.

Bambang mengemukakan, selama ini, anggota Papmiso tidak pernah dipusingkan oleh lonjakan harga daging sapi karena stabilitas harga yang terjaga.

"Kegiatan ini sebagai wujud syukur kami. Sengaja kami melakukan acara Gebyar Merah Putih Indonesia Bersatu, makan bakso bareng Presiden Jokowi. Ini sekaligus mempopulerkan bakso untuk masyarakat umum," katanya.

Dalam kesempatan itu, Bambang meminta Presiden untuk segera mengesahkan rancangan undang-undang tentang produk halal, sehingga para pedagang mie dan bakso di seluruh Indonesia dan para pedagang kuliner lainnya mudah untuk mendapatkan sertifikat halal.

"Selama ini kami kesulitan dalam mengurus sertifikat halal, terutama dalam hal biayanya. Mudah-mudahan nanti kami bisa mengurus sertifikat halal dengan biaya murah, agar kami tidak terkena dampak hoaks oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab," ungkapnya.

"Sebab, saat itu (hoaks) diembuskan, kami kehilangan omset hingga 50 persen. Ini juga sebagai bentuk perlindungan pemerintah, agar kami juga bisa bersaing dengan produk-produk luar negeri," pungkas Bambang.

Sementara itu, Presiden Jokowi menyambut baik kegiatan makan bakso tersebut. Presiden pun mendukung penuh pengembangan bakso dan mie sebagai kuliner khas Nusantara. Agar para pelaku usaha bakso dan mie berkembang, kata Jokowi, pemerintah telah menyiapkan dukungan permodalan.

"Ini kalau mau mengembangkan usaha ada kredit kredit usaha mikro. UMI atau ultra mikro (bisa memberi pinjaman) sampai 10 juta. Kalau mau nanti sampaikan ke saya. Kalau mau yang lebih gede, sampai Rp 500 juta masuk ke KUR," jelasnya.

Selain dukungan permodalan, Presiden menegaskan, pemerintah berkomitmen menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok. Presiden pun membantah anggapan-anggapan yang menyebutkan bahwa harga-harga kebutuhan pokok tidak stabil. Karenanya, Presiden meminta masyarakat tidak mempercayai pihak-pihak yang menyatakan harga kebutuhan pokok tak stabil.

"Empat tahun harga stabil gak? stabil. Lebaran harga stabil gak? stabil. Stabil, jadi jangan dibolak balik," tegasnya.

Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma'ruf Amin Jabar yang turut hadir mendampingi Presiden Jokowi membenarkan bahwa Presiden telah sukses menjaga stabilitas harga-harga kebutuhan pokok. Hal itu pun, kata Dedi, sejalan dengan testimoni dari para pedagang bakso dan mie yang mengakui bahwa harga kebutuhan pokok menang stabil.

"Tadi, tukang bakso justru mengatakan bahwa harga cabai turun. Artinya kemampuan beliau (Jokowi) dalam mengendalikan stabilitas harga cukup mumpuni dan memiliki implikasi terhadap ketahanan ekonomi masyarakat," katanya.

Bahkan, kata Dedi, hampir tidak ada gejolak kenaikan harga kebutuhan pokok selama hampir lima tahun Presiden Jokowi memimpin Indonesia, khususnya saat menjelang Idul Fitri.

"Kita rasakan empat tahun kepemimpiman Pak Joko Widodo hampir tidak ada gejolak harga, misalnya menjelang Idul Fitri. Basanya, ada gejolak, tapi ternyata harga daging, cabai selama ini terkendali," papar Dedi.

Dedi berharap, masyarakat tidak mudah percaya dan termakan isu tentang anggapan bahwa harga-harga kebutuhan pokok mahal selama Presiden Jokowi memimpin Indonesia. Menurut dia, isu tersebut tidak relevan dengan kenyataan di lapangan.

"Isu itu ada karena orang gak punya celah untuk menyerang, sehingga dibuat hoaks dengan menggembar gemborkan harga mahal. Mereka enggak pernah belanja ke pasar. Mereka baru pertama turun ke masyarakat dan biasanya kalau baru turun ke masyarakat, biasanya suka merasa lebih tahu," tandas Dedi.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 4.2028 seconds (0.1#10.140)