Ini Identitas 3 Pendaki yang Ditemukan Meninggal di Tampomas

Minggu, 03 Maret 2019 - 21:50 WIB
Ini Identitas 3 Pendaki yang Ditemukan Meninggal di Tampomas
Tim rescue dari Kantor SAR Bandung mengevakuasi korban dari Pos 4 Gunung Tampomas. Foto/Istimewa/Kantor SAR Bandung
A A A
SUMEDANG - Setelah melakukan proses identifikasi dan penelusuran, akhirnya Polres Sumedang berhasil mendapatkan identitas tiga pendaki yang ditemukan tak bernyawa di Pos 4 Gunung Tampomas, Kabupaten Sumedang, Minggu (3/3/2019).

Identitas ketiga korban antara lain, pertama, Ferdi Firmansyah, tempat tanggal lahir Indramayu 11 Maret 2006. Berstatus pelajar dan beralamat di Blok Kuang BTM RT 17/03, Desa Tugu Kidul, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu.

Kedua, Lucky Parikesit, tempat tanggal lahir Indramayu 28 Februari 2006. Pelajar dan beralamat di Blok Kuang BTM RT 16/03, Desa Tugu Kidul, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu.

Yang ketiga, Agip Trisakti, tempat tanggal lahir Indramayu 1 September 2004. Pelajar dan beralamat di Blok Kuang BTM RT 16/03, Desa Tugu Kidul, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu.

Diketahui, tiga pendaki gunung telah berhasil dievakuasi dalam keadaan meninggal dunia di Pos 4 Gunung Tampomas, Kabupaten Sumedang, Minggu (3/3/2019) sekitar pukul 16.30 WIB.

"Setelah berhasil dievakuasi oleh tim rescue Kantor SAR Bandung dan Polres Sumedang, ketiga korban dibawa ke RSUD Sumedang. Ketiga korban ditemukan dalam keadaan MD (meninggal dunia)," kata Humas Kantor Search and Rescue (SAR) Bandung Joshua Banjarnahor.

Untuk proses selanjutnya, ujar Joshua, SAR bekerja sama dengan pihak Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jabar. Saat ditemukan di Pos 4 Gunung Tampomas Desa Cibeureum, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang berketinggian 1.100 meter di atas permukaan laut (DPL), semua korban tak memegang identitas. Telepon seluler korban padam atau tidak menyala.

Usia ketiga korban diperkirakan belasan tahun. Posisi korban meringkuk menahan dingin. "Dugaan awal setelah tim mengevakuasi, korban MD dikarenakan hipotermia," ujar Joshua.

"Kami melihat tubuh korban basah karena terkena hujan maka serangan hipotermia semakin cepat. Pada Sabtu (2/3/2019) malam, angin yang bertiup kencang. Dalam kondisi seperti ini, pendaki biasanya akan cepat kehilangan panas tubuhnya. Jadi potensi terkena hipotermia akan meningkat ketika pendaki juga mengenakan pakaian basah," ungkap dia.

Langkah selanjutnya, tutur Joshua, tim SAR bekerja sama dengan tim dari Polres Sumedang mencari tahu identitas ketiga korban.

"Kami mengimbau masyarakat yang ingin mendaki gunung di saat musim hujan seperti ini, lebih waspada dan memperhatikan peralatan-peralatan yang dibutuhkan. Seperti sleeping bag, pengapian, tenda, dan lain-lain. Terlebih lagi APD-nya haruslah standar," tegas Joshua.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.8064 seconds (0.1#10.140)