Warga Desa Karangligar Khawatir Banjir Kembali Rendam Permukiman

Minggu, 03 Maret 2019 - 12:44 WIB
Warga Desa Karangligar Khawatir Banjir Kembali Rendam Permukiman
Banjir merendam Desa Karangligar pada Sabtu (2/3/2019). Foto/SINDOnews/Nilakusuma
A A A
KARAWANG - Setelah banjir menerjang pada Sabtu (2/3/2019) pagi, warga Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat saat ini mewaspadai banjir susulan.

Karena itu, warga belum membereskan kembali barang-barangnya karena khawatir banjir kembali datang. Apalagi jika hujan deras mengguyur kawasan itu.

Desa Karangligar merupakan desa yang menjadi langganan banjir karena berada di pertemuan Sungai Cibeet dan Citarum. Setiap musim hujan, desa yang berbatasan dengan Kabupaten Bekasi ini kerap tergenang air dengan ketinggian mencapai 2 meter.

"Sabtu pagi kemarin desa kami kebanjiran, namun surut pada malam hari. Tapi kami tetap mewaspadai banjir susulan, sehingga barang-barang kami terutama elektronik masih kami simpan di tempat yang tinggi," kata Asep, salah seorang tokoh masyarakat, Minggu (3/3/2019).

Asep mengemukakan, berdasarkan pengalaman, biasanya jika Desa Karangligar mulai dilanda banjir, akan terus mengalami banjir. "Warga sudah hapal betul. Jadi mereka sudah siaga mengamankan barang-barang berharga hingga musim hujan selesai," ujar dia.

Banjir pada Sabtu (2/3/2019), tutur Asep, berdampak terhadap 35 kepala keluarga dari dua RT yaitu RT 02 dan 03 Dusun Pengasinan. Banjir dengan ketinggian air 40 sentimeter (cm) itu disebabkan oleh limpahan air Sungai Cibeet dan Citarum, serta anak Sungai Cidawolong.

"Desa kami ini memang berada di lokasi pertemuan antara Sungai Citarum dan Cibeet. Jadi walaupun di desa kami tidak hujan, tapi kami bisa mengalami banjir karena luapan dua sungai tersebut," tutur Asep.

Asep Saefulloh menilai Pemkab Karawang belum serius menangani banjir yang kerap merendam Desa Karangligar. Padahal warga sudah menyampaikan keluhan penderitaan mereka akibat banjir yang melanda setiap tahun saat musim hujan.

Telah 8 tahun warga Desa Karangligar kebanjiran, namun belum ada upaya pemerintah untuk mengatasi persoalan itu. "Sudah berkali-kali kami menyampaikan aspirasi masyarakat desa, namun kami cuma dijanjikan saja hingga sekarang," ungkap Asep.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.5670 seconds (0.1#10.140)