Di Sini, Jual Beli Tak Lagi Menggunakan Uang Rupiah

Kamis, 09 Agustus 2018 - 19:37 WIB
Di Sini, Jual Beli Tak Lagi Menggunakan Uang Rupiah
Mata uang Mpleng, pengganti Rupiah di acara Apamart. Foto/Istimewa
A A A
MAJALENGKA - Rupiah merupakan mata uang resmi dalam setiap transaksi jual beli di seluruh wilayah Indonesia. Namun, hal berbeda akan terjadi di Kabupaten Majalengka.

Di Jebor Hall Jatiwangi art Factory (JaF), Desa Jatisura, Kecamatan Jatiwangi, akan ada transaksi jual beli yang tak menggunakan mata uang resmi Indonesia itu. Sebagai gantinya, JaF membuat alat tukar dari tanah liat yang disebut dengan Mpleng.

Dengan mata uang Mpleng, si pemilik bisa leluasa berbelanja apapun, baik makanan maupun merchandise.

"Kami akan menggelar Apamart, semacam pasar malam, pada Jumat (10/8/2018) siang hingga malam. Dengan menggunakan Mpleng, pengunjung bisa membeli berbagai macam dagangan di Apamart ini," kata Direktur JaF Ginggi Syar Hasyim kepada SINDONews, Kamis (9/8/2018).

Apamart, ujar dia, rencananya akan dimulai hari ini, Jumat (10/8/2018) dari pukul 14.00 WIB hingga 22.00 WIB. Selain aktivitas jual beli, Apamart juga akan diisi dengan hiburan dari grup band lokal bergenre hip hop.

Sebagai satu-satunya mata uang sah di Apamart, panitia sudah menyiapkan sebanyak 300 keping Mpleng dengan nominal beragam, dari M (Mpleng) 1 hingga M 10. Nantinya, Mpleng bisa didapatkan di lokasi Apamart berlangsung.

"Akan ada 15 stand yang menawarkan berbagai macam produk. Ini (Apamart) merupakan yang keenam kalinya kami gelar. Apamart sudah digelar sejak Januari 2018, setiap bulan di pekan pertama," ujar dia.

Ginggi menuturkan, Apamart digelar bukan tanpa alasan. Ada tujuan tertentu yang ingin dicapai dari pelaksanaan kegiatan tersebut. "Apamart dibuat sebagai satu metode untuk anak muda mengembangkan pengetahuan dagang dan menyebarkan jaringan pertemanan secara langsung," tutur Ginggi.

"Kami menawarkan pengalaman baru jual beli untuk kawan-kawan yang datang. Proses tukar uangnya dibuat semirip mungkin seperti saat melakukan penukaran uang di valuta asing," jelas dia.

Sementara, sebagian dari hasil Apamart itu nanti akan disalurkan untuk masyarakat terdampak Gempa Bumi di Lombok. Tentu bantuan yang akan disalurkan mata uang resmi Rupiah, bukan Mpleng.

"Lima belas persen dari hasil Apamart akan kami salurkan untuk saudara-saudara kita di Lombok. Nanti, Mplang yang didapat para pedagang itu, akan ditukarkan lagi dengan uang yang sudah terkumpul dari hasil penukaran sebelumnya," pungkas Ginggi.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.8226 seconds (0.1#10.140)