Unik, Tas NIION Bisa Tunjukkan Karakter Aslimu

BANDUNG - Berawal dari kegusaran melihat perilaku pengguna media sosial (medsos) yang kerap menampilkan kepalsuan, brand lokal produk tas asal Bandung berinovasi menciptakan tas yang dapat menunjukkan karakter asli pemakai.

Lewat tas tersebut, si pemakai tak mungkin bisa mengelak dari karakter aslinya. Betapa tidak, tas unik itu sengaja dibuat tembus pandang hingga orang-orang di sekitarnya bisa melihat langsung berbagai barang di dalam tas tersebut.

"Dari barang yang dibawa itu, orang bisa melihat langsung barang bawaannya dan mengetahui karakter asli si pemakai tas," ujar Adit Yara, enterpreuner muda yang merupakan founder dan salah satu owner NIION.



Ditemui di kawasan Jalan Citarum, Kota Bandung, Selasa (27/2/2019), Adit menuturkan, tas berbahan nylon dan mika itu merupakan koleksi terbaru dari NIION. Sesuai fungsinya, koleksi tas terbaru itupun dinamai NIION See Through atau NIION tembus pandang.

"Di medsos kan orang-orang sering menampilkan kepalsuan. Kalau mau posting, mereka pake filter biar pede (percaya diri). Nah, kita mau kritik perilaku itu lewat produk tas yang transparans, sehingga orang harus berani menunjukkan jatidirinya, honest to society," tuturnya.

"Jadi, pertama ketemu, dia tahu, dia sedang baca buku apa misalnya. Jadi tahu personality-nya, gak usah diceritain. Makanya, kita buat See Through Collection. Pengennya kita, jangan jadi orang palsu, jujur lah," sambung Adit.

Lulusan Jurusan Arsitektur Universitas Parahyangan (Unpar) Bandung melanjutkan, melalui koleksi terbarunya itu, NIION ingin memperluas segmen pasar sekaligus kapasitas produksinya dari yang sebelumnya hanya 2.500-3.000 tas per bulan menjadi 4.000-5.000 tas per bulan.

"Tadinya, segmen pasar kita kalangan millenial, anak-anak usia SMP dan SMA. Sekarang kita ingin naik jadi middle up," terang Adit seraya menyebutkan, harga tas NIION reguler di kisaran Rp150.000-Rp300.000 dan middle up di kisaran Rp250.000-Rp500.000.

NIION See Through bisa dibilang menjadi titik tolak NIION untuk meraih kesuksesan yang jauh lebih besar. Betapa tidak, sejak di-launching pada 2013 silam, NIION sukses merambah pangsa pasar tas lewat berbagai inovasinya hingga mampu memproduksi 3.000 tas per bulan.

Di balik kesukses itu, Adit mengenang awal mula dia bersama dua rekannya merintis NIION. Bermodalkan hanya Rp20 juta, Adit memberanikan diri terjun dalam bisnis tas. Namun, keberanian Adit tentu bukan tanpa perhitungan.

Adit sebelumnya bekerja sebagai desainer interior brand ternama Charles and Keith di Singapura pada 2012 silam. Kehidupan Adit di Negeri Singa itu pula lah yang mendorong Adit untuk melakoni bisnis tas.

"NIION lahir dari behaviour orang-orang di Singapura dimana mereka menggunakan tas mahal di hari kerja dan berbusana simple dengan tas yang sama simple di akhir pekan. Jadi, NIION mengusung konsep seperti itu, tas kedua yang harus dimiliki," sebut Adit seraya mengatakan, konsep simple dan minimalis juga menjadi karakter utama tas NIION.

Pada 2013, Adit memutuskan pulang ke Bandung dan melanjutkan pendidikan di Program Studi Magister Administrasi Bisnis Institut Teknologi Bandung (ITB). Berbekal pengalaman hidupnya di Singapura dan pendidikan di ITB itulah yang membuat Adit berani berkecimpung dalam bisnis tas.

Perlu waktu dua tahun bagi Adit dan dua rekannya untuk mengenalkan produk NIION. Alhasil, setelah konsisten menciptakan produk selama dua tahun, NIION pun mulai dikenal pada 2015.

Tak tanggung-tanggung, selain tingginya permintaan dalam negeri, produk NIION pun diminati konsumen asal Brunei Darussalam, Singapura, dan Malaysia.

"Kami memulai usaha ini dengan modal hanya Rp20 juta yang 70 persennya dipakai untuk produksi. Kini, omset rata-rata NIION di kisaran Rp300-500 juta," pungkasnya.