Santap Nasi Bungkus Kiriman Orang Tak Dikenal, 26 Santri di KBB Keracunan

Selasa, 26 Februari 2019 - 14:45 WIB
Santap Nasi Bungkus Kiriman Orang Tak Dikenal, 26 Santri di KBB Keracunan
Sejumlah santri Pondok Pesantren Al-Muawanah di Kampung Sukamaju, Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah, KBB, saat menjalani perawatan di RS Dustira, Cimahi, setelah mengalami keracunan. Foto/Istimewa
A A A
BANDUNG BARAT - Insiden keracunan massal terjadi di Pondok Pesantren Al-Muawanah yang berada di Kampung Sukamaju, Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Insiden itu terjadi setelah para santri melahap nasi bungkus yang dikirimkan dua orang tidak dikenal ke pesantren pada Senin (25/2/2019) siang.

"Seusai mengonsumsi nasi bungkus itulah para santri mengeluh sakit perut dan pusing. Totalnya ada 26 santri dan santriwati yang mengalami gejala keracunan," ungkap Kasi Pelayanan Desa Cilame Deni Ahmad saat dihubungi lewat telepon, Selasa (26/2/2019).

Dia menyebutkan, para santri mulai merasakan gejala sakit perut, muntah-muntah, dan pusing pada malam harinya. Khawatir kondisi memburuk, saat itu juga pihak pesantren membawa seluruh korban ke RS Dustira, Kota Cimahi untuk mendapatkan perawatan intensif dari petugas medis. Berdasarkan data yang tercatat, dari 26 orang yang dibawa ke rumah sakit terdiri dari 20 santri dan 6 santriwati.

Nasi yang dibagikan ke pesantren oleh orang tidak dikenal itu total 158 bungkus. Menunya adalah nasi rames dengan irisan telur ayam yang digabung menjadi satu. Meskipun belum mengenal orang yang memberikan nasi tersebut, pihak pesantren tidak merasa curiga. Sebelumnya, pihak pesantren tidak pernah menerima sumbangan dari orang tersebut.

"Yang nerima sumbangan nasi itu adalah Pak Ujang dan Pak Asep, keduanya positive thinking aja kepada pihak donatur. Bahkan tidak sempat menanyakan nama dan alamat mereka termasuk nomor polisi kendaraannya," kata dia.

Dia menjelaskan, nasi bungkus itu memang tidak langsung dimakan pada siang harinya karena santri dan santriwati sedang puasa. Nasi itu baru dimakan saat berbuka atau setelah Magrib.

Yang pertama makan santri bernama Najib (10) dan awalnya tidak mengalami gejala apa pun. Sekitar pukul 19.30 WIB, tiba-tiba dikejutkan oleh seorang santriwati bernama Fauziah yang mengalami muntah-muntah. Selanjutnya, santri lainnya juga merasakan hal yang sama sehingga sempat menimbulkan kepanikan.

"Karena khawatir terjadi apa-apa maka semua anak yang keracunan dibawa ke RS Dustira, Cimahi. Alhamdulillah kondisinya sudah membaik dan hari ini mereka sudah diperbolehkan pulang," pungkasnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.5650 seconds (0.1#10.140)