Dedi Mulyadi Sebut Kampanye Hitam Emak-Emak di Karawang Tindakan Kriminal

Selasa, 26 Februari 2019 - 07:14 WIB
Dedi Mulyadi Sebut Kampanye Hitam Emak-Emak di Karawang Tindakan Kriminal
Ketua TKD Jokowi-Maruf Dedi Mulyadi menilai dugaan kampanye hitam yang dilakukan emak-emak sebagai tindakan kriminal. Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Joko Widodo-Ma'ruf Amin ( Jokowi-Ma'ruf ) Jawa Barat Dedi Mulyadi angkat bicara soal video yang diduga mengarah pada kampanye hitam yang melibatkan emak-emak di Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Dedi menilai, kampanye hitam dengan konten agama yang dialamatkan kepada pasangan calon presiden-wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 01 tersebut sebagai tindakan kriminal, bukan hanya tindak pidana pemilihan umum (pemilu) belaka.

"Ya itu tindakan kriminal. Bukan persoalan hanya pidana pemilu, tapi saya lebih menyoroti bahwa itu tindakan kriminal," tegas Dedi ditemui seusai kegiatan Konsolidasi Partai Golkar dalam Rangka Pemenangan Pileg dan Pilpres pada Pemilu Serentak 2019 di The Celecton Hotel, Jababeka, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Senin 25 Februari 2019 malam.

Menurut Dedi, tindakan kriminal lahir dari sebuah pemikiran ideologis dan pemikiran ideologis lahir karena sentimen dengan memanfaatkan konten yang berhubungan dengan agama. Bahkan, Dedi menganggap, emak-emak pelaku kampanye hitam sebagai korban doktrinasi ideologis. "Ini kan emak-emak yang terdoktrin ideologis," ujarnya.

Kata Dedi, BPN Prabowo-Sandi mengklaim bahwa Prabowo-Sandi sudah unggul di empat daerah di Pulau Jawa, termasuk di Provinsi Jabar sendiri, tempat video tersebut mulai tersebar secara luas.

"Berarti, kalau masih ada orang yang berkampanye seperti itu, ya berarti belum terkuasai, kan logikanya sederhana. Kalau sudah terkuasai, ngapain ada yang kampanye seperti itu," sambung Dedi.

Meski dikenal sebagai sosok yang dekat dengan kalangan perempuan, termasuk emak-emak dalam aktivitas politiknya, Ketua DPD Partai Golkar Jabar itu menilai, kaum perempuan yang dekat dengannya adalah perempuan-perempuan yang bahagia. Sementara emak-emak yang melakukan kampanye hitam itu disebutnya kurang hiburan.

"Kalau emak-emak yang berkomunikasi dengan saya kan emak emak yang bahagia, emak-emak yang rileks, coba lihat video saya. Karena dia (emak-emak pelaku kampanye hitam) nggak senang nonton wayang dan hiburan, jadi itu kurang nonton kesenian," sindir Dedi.

Lebih jauh Dedi mengatakan, tersebarnya video kampanye hitam tersebut harus diwaspadai sebagai upaya untuk memecah belah bangsa. Bahkan, Dedi mencurigai adanya pihak-pihak yang sebenarnya tidak mendukung Jokowi maupun Prabowo, melainkan memanfaatkan momentum Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 untuk membuat konflik horizontal di Indonesia.

"Dan itu orang-orang yang secara ideologi bertentangan dengan kita, apakah dari kiri maupun kanan kita tidak usah menuduh. Tetapi, yang paling penting adalah Pak Jokowi dan Pak Prabowo harus waspada dan mari kita bersihkan lingkungan pendukung kita yang mencoba membuat konflik dan mengadudombakan," bebernya.

Dedi menambahkan, berkaca dari kasus tersebut, pihak keamanan harus bertindak tegas kepada siapa pun yang menyerang kehormatan pribadi maupun ucapannya bertentangan dengan ideologi Pancasila, bukan hanya bagi para pendukung Prabowo-Sandi, melainkan juga pendukung Jokowi-Ma'ruf.

"Bagi saya, kalaupun ada pendukung nomor 1 melakukan itu pada nomor 2, ya diproses karena itu akan mencederai demokrasi," tandas Dedi.

Sebelumnya, warga Karawang dan netizen dihebohkan video sosialisasi yang diduga mengarah pada kampanye hitam terhadap Jokowi-Ma'ruf. Video itu diduga dibuat dan diunggah @citrawida5 pada 13 Februari 2019.

Kepolisian pun langsung bertindak cepat. Ketiga perempuan yang diduga pelaku dalam video kampanye hitam itu pun diamankan. Mereka kemudian dibawa ke Mapolda Jabar untuk diperiksa intensif. (Baca Juga: Diduga Sebar Fitnah Door to Door, 3 Emak-emak Diamankan Polisi(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.9256 seconds (0.1#10.140)