Cara Saitor Hidayat Sebarkan 'Virus' Melukis kepada Anak-Anak

Sabtu, 23 Februari 2019 - 20:18 WIB
Cara Saitor Hidayat Sebarkan Virus Melukis kepada Anak-Anak
Saitor Hidayat saat mengajar lukis di acara Syukuran Bi Nimah Yayasan Al Alawiyah, Padepokan Nur Sedjati (PNS), Desa Sumber Kulon, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Sabtu (23/2/2019). Foto/SINDOnews/Inin Nastain.
A A A
MAJALENGKA - "Sekarang coba ganti cat pake warna hitam untuk bikin gunung. Silakan, adek-adek mau bikin berapa gunungnya. Bisa tiga, bisa lebih."

Teriakan demi teriakan instruksi terus terdengar dari mulut Saitor Hidayat, di sela menggoreskan cat. Sementara, belasan anak-anak usia SD asyik mengikuti instruksinya, sambil bersila menghadapi kertas putih dengan cat perlengkapan melukis.

Gambaran tersebut adalah secuil dari aktivitas seniman lukis muda asal Kabupaten Indramayu, Saitor Hidayat saat mengisi acara Syukuran Bi Ni'mah Yayasan Al Alawiyah, Padepokan Nur Sedjati (PNS), Desa Sumber Kulon, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Sabtu (23/2/2019).

Kegiatan tersebut bukan kali pertama yang dilakukan oleh Saitor. Sampai dengan kegiatan har ini, sudah puluhan bahkan ratusan kali dia meneriakkan instruksi yang sama di depan anak-anak. Ada alasan kuat yang melatarbelakangi Saitor melakukan aktivitas itu.
Cara Saitor Hidayat Sebarkan 'Virus' Melukis kepada Anak-Anak

"Aktivitas ini sudah hampir satu tahun. Mengajak anak-anak melukis bersama, dan ini gratis, nggak berbiaya. Mereka datang, duduk, terus melukis," kata Saitor.

"Kenapa? Sebenarnya seorang seniman mempunyai karya masing-masing. Menurut saya yang benar-benar karya itu ya begini. Kita berpikir bagaimana generasi selanjutnya. Sehingga memutuskan begini, lesehan kayak gini," lanjut dia.

Mengajar seni lukis dengan cara lesehan bukan karena dia tidak memiliki aktivitas lain. Sebab, di tempat tinggalnya, di Desa Rancajawat, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu, dia juga sudah memiliki agenda rutin.

"Di rumah, ada jadwal setiap hari Minggu, namanya Sekolah Melukis Saitor. Itu sudah berjalan sekitar 1 tahun. Di sana (rumah) juga gratis. Ada kebahagiaan tersendiri dengan aktivitas ini. Hari Minggu di rumah, selain hari itu (Minggu) di luar. Biasanya ngisi di acara bareng Sanggar Hujan Keruh," jelas dia.

Mengajar lukis dengan cara 'ngamen' dari satu tempat ke tempat lain dan tanpa memungut bayaran, mungkin akan menghadirkan kesan bahwa karya-karya Saitor hanya di level remeh. Namun, sebelum benar-benar berpikir demikian, alangkah baiknya diurungkan.

"Beberapa kali ikut pameran bareng bersama seniman-seniman lain. Pernah pada tahun 2010 lalu, dua karya diikutsertakan dalam pameran di Australia. Saat itu saya sertakan dua karya, Embrio dan Wayang Daun. Yang Embrio sempat ditawar Rp10 juta," jelas dia.

Mengajar lukis secara lesehan dengan cara 'ngamen' tidak membuat Saitor merasa puas. Ke depan, dia sudah memiliki rencana road show ke sekolah-sekolah.
Cara Saitor Hidayat Sebarkan 'Virus' Melukis kepada Anak-Anak

"Ingin tur 100 sekolah. Mungkin untuk awal-awal di Kabupaten Majalengka dan Indramayu saja. Namun, sebelum terealisasi, ada beberapa persiapan, termasuk saya ingin kegiatan itu benar-benar legal dan berbekas," jelasnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.0126 seconds (0.1#10.140)