Rehabilitasi Citarum, Ridwan Kamil Andalkan Pentahelix

Jum'at, 22 Februari 2019 - 22:31 WIB
Rehabilitasi Citarum, Ridwan Kamil Andalkan Pentahelix
Gubernur Jabar Ridwan Kamil dalam Seminar Nasional Model Sinergitas Pentahelix-Merawat Alam dan Mitigasi Bencana di Hotel Grand Asrilia, Jalan Pelajar Pejuang, Kota Bandung, Jumat (22/2/19). Foto/Istimewa
A A A
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengandalkan konsep pentahelix dalam merehabilitasi Sungai Citarum yang kondisinya telah tercemar berat.

Konsep pentahelix merupakan kolaborasi antara academician, business, community, government, dan media (ACBGM). Peran kelima sektor tersebut diharapkan mampu membuat Sungai Citarum kembali bersih.

"Hari ini kami menyelenggarakan sebuah gagasan besar, kebencanaan ini bisa kita kurangi risikonya melalui kolaborasi pentahelix," ungkap Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil seusai menghadiri Seminar Nasional "Model Sinergitas Pentahelix-Merawat Alam dan Mitigasi Bencana" di Hotel Grand Asrilia, Jalan Pelajar Pejuang, Kota Bandung, Jumat (22/2/19).

Emil berharap, dengan kolaborasi yang kompak tersebut, dalam waktu lima sampai tujuh tahun ke depan, rehabilitasi Sungai Citarum akan tuntas dan berhasil.

Lebih lanjut, Emil yang juga Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Citarum Harum menargetkan, penyusunan rencana kerja rehabilitasi Sungai Citarum tuntas Agustus 2019 mendatang seiring dengan akan cairnya dana bantuan dari pemerintah pusat sebesar Rp650 miliar. "Sekarang lagi mulai di-FGD (Focus Group Discussion)-kan. Target Agustus selesai," katanya.

Emil menjelaskan, penyusunan rencana aksi ini merupakan awal dari penerapan konsep pentahelix. Dalam program kerja tersebut, nantinya akan diketahui tugas dari masing-masing pihak dalam mengatasi Sungai Citarum.

"Ada lembaran tugas masing-masing yang akan diorkestrakan. Dokumennya nanti kita bagikan ke semua pihak," katanya.

Meski belum merinci, Emil menyontohkan beberapa tugas dalam penanganan Sungai Citarum, salah satunya edukasi kepada masyarakat agar lebih sadar tentang pentingnya membuang sampah pada tempatnya serta merawat tanaman dan pohon.

Selain itu, dalam rencana aksi ini pun pihaknya akan melibatkan banyak komunitas untuk meningkatkan kesadaran warga, khususnya dalam menjaga lingkungan.

"Ini ada ratusan komunitas, menandakan orang yang cinta ke Citarum ratusan, banyak, bahkan seribuan individu. Kita kumpulkan semua penugasan ini yang makin tahun makin baik. Sangat terukur, siapa melakukan apa itu sedang disiapkan," papar Emil.

Emil pun memastikan, penanganan Sungai Citarum mulai tahun ini akan lebih detail dan merangkul semua pihak. Selain didukung anggaran yang akan segera cair, mereka pun bertugas karena kekuatan inovasi yang sudah semakin baik.

"Inovasi lainnya akan kita hadirkan. Mudah-mudahan keberhasilan ini bisa menjadi model nasional. Memang harus begini, semua harus turun dalam satu organisasi seperti Citarum," katanya.

Jika perencanaan kerja ini dijalankan dengan baik, Emil yakin, dalam setiap tahunnya akan ada perbaikan antara 15-20 persen. Sehingga, target lima tahun perbaikan Sungai Citarum yang dicanangkannya bisa terpenuhi.

"Tiap tahun harus ada progres 15-20 persen. Jadi dalam waktu 5-7 tahun, Insya Allah kita berhasil," katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Monardo yang hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan, kerusakan Sungai Citarum tak lepas dari ulah manusia, salah satunya limbah industri dan rumah tangga yang dibiarkan mengalir ke Sungai Citarum.

Selain itu, dia menyebut, kerusakan kawasan hulu turut memperparah kerusakan di sungai terpanjang di Jabar itu. Oleh karenanya, dia mengajak semua pihak bahu membahu dalam mengatasi pencemaran di Sungai Citarum. "Kita harus kembali ke alam, merawat alam. Kita jaga alam, maka alam jaga kita," pungkasnya.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.7636 seconds (0.1#10.140)