Lestarikan Masa Lalu, Pemdes Pilangsari Bangun Replika Istana

Jum'at, 22 Februari 2019 - 00:18 WIB
Lestarikan Masa Lalu, Pemdes Pilangsari Bangun Replika Istana
Pancuran untuk wudu berbentuk patung Putri Arumsari, Tamansari, danMayangsari yang membuat istana tampak indah. Foto/SINDOnews/Inin Nastain
A A A
MAJALENGKA - Di era modern saat ini, tidak lantas membuat hal-hal yang berkaitan dengan masa lalu benar-benar hilang. Menghadirkan suasana masa silam, adalah salah satu cara yang dilakukan agar generasi penerus mengenal sejarah.

Hal itu seperti yang dilakukan oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Pilangsari, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka. Berbekal cerita tentang awal mula berdirinya Desa Pilangsari, mereka mencoba menghadirkan kembali suasana pada masa ratusan tahun lalu.

"Dari cerita yang ada, sebelum ada Desa Pilangsari, terlebih dahulu ada semacam pedukuhan (kampung). Ketika jumlah warga terus bertambah, akhirnya dibentuklah suatu desa yang kemudian diberi nama Desa Pilangsari pada 1842," kata Kuwu (Kepala Desa) Pilangsari Didi Tarmidi saat berbincang dengan SINDONews, Kamis (22/2/2019).

Di awal masa berdirinya, bekas Pedukuhan itu difungsikan sebagai kantor Kuwu. Namun seiring berjalannya waktu, dengan berbagai pertimbangan, pusat pemerintahan dipindah, bergeser sekitar 200 meter ke arah barat dari pedukuhan itu.

"Tujuannya agar mudah mengawasi rawa. Karena di desa ini sudah ada rawa, yang diberi nama Rawa Rancabereun. Sehingga pemerintahan digeser, tidak lagi di pedukuhan itu," ujar dia.

Di pedukuhan itu, tutur Didi, awalnya terdapat gubuk, lengkap dengan sumur. Setelah pusat pemerintahan desa berpindah, atas inisiatif kuwu saat itu, Tarkim, dilakukan normalisasi sumur. Walhasil, sumur itu jadi lebih luas dan menyerupai kolam.

Hal itu sengaja dilakukan lantaran sumur tersebut nyaris hilang. Tanah dari galian normalisasi sendiri kemudian dimanfaatkan untuk menambal tanggul di Rawa yang terletak tidak jauh dari Kantor Desa baru.

Dalam perjalanannya, lokasi Pedukuhan itu sempat dikuasai oleh pihak luar Pemdes, lantaran digadaikan, dan tidak mampu menebus. Baru kemudian pada November 2018 lalu, tanah Pedukuhan itu bisa kembali ke tangan Pemdes, setelah ditebus sebesar Rp50 juta, yang bersumber dari PAD.

Namun sayang, saat kembali ke tangan pemerintah desa itu, sudah tidak ada lagi sisa-sisa peninggalan pedukuhan sebagai cikal bakal Desa Pilangsari.

"Satu bulan kemudian, Kuwu berinisiatif untuk kembali menghadirkan pedukuhan itu. Menggunakan dana dari bantuan provinsi Rp100 juta, proses pembangunan 'istana' dimulai ditandai dengan peletakan batu pertama pada 28 Desember 2018," kata tokoh masyarakat desa setempat, Ata Rasmita.

Kini, setelah sekitar dua bulan berlalu sejak peletakan batu pertama, telah hadir sebuah 'istana' di tengah-tengah pemukiman masyarakat Desa Pilangsari. Selain ruangan pendopo yang merupakan 'penjelmaan' dari gubuk di masa lalu, di sana juga kembali dibuat kolam, lengkap dengan pancuran, yang merupakan gambaran di masa silam.

"Di sini nanti bisa digunakan untuk rapat-rapat membahas banyak hal, misalnya tentang sejarah, budaya dan lain-lain. Di pendopo ini pun bisa digunakan untuk Salat. Selain kolam dan pancuran yang biasa digunakan untuk berwudu, ada juga toilet. Untuk tiolet tentunya disesuaikan dengan zaman saat ini," jelas dia.

Dari fisik bangunan, 'Istana' Pilangsari itu memiliki kemiripan dengan keraton yang ada di Cirebon. Pemandangan itu terlihat mulai dari pintu masuk dan beberapa undakan pada bangunan yang ada di dalamnya..

"Inspirasinya dari Keraton Cirebon dan Masjid Cipta Rasa (Cirebon). Adapun untuk ruang-ruang, disesuaikan dengan cerita dari sesepuh. Ini secara keseluruhan luasnya sekitar 360 meter persegi.

Untuk ruangan sendiri sekitar 60 meter persegi, dan kolam 3x4 meter dengan kedalaman 5 meter. Untuk kolam, saungnya menggunakan kayu jati berusia sekitar 54 tahun," kata R Akum Muhyi, arsitek 'istana' Pilangsari itu.

Untuk nama sendiri, 'istana' itu disebut 'Taman Puri' yang merupakan akronim dari 'Punjerning Pilangsari,' atau dalam Bahasa Indonesia berati 'Pusatnya Pilangsari.'

Penamaan itu tidak terlepas dari posisinya yang memang berada di tengah-tengah Desa Pilangsari. Rencanannya, 'Istana Taman Puri' itu diresmikan pada hari ini, Jumat (22/2/2019).
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.7713 seconds (0.1#10.140)