Mesin Pembakar Opak Masuk 3 Besar di Jabar, Pj Bupati KBB Bangga

Rabu, 08 Agustus 2018 - 20:48 WIB
Mesin Pembakar Opak Masuk 3 Besar di Jabar, Pj Bupati KBB Bangga
Pj Bupati KBB, Dadang Mohamad Masoem saat kegiatan di Desa Cipeundeuy, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Rabu (8/8/2018). Foto SINDOnews/Adi H
A A A
BANDUNG BARAT - Kabupaten Bandung Barat (KBB) berhasil masuk tiga besar dalam penilaian kegiatan Gelar Teknologi Tepat Guna (TTG) Tingkat Provinsi Jawa Barat VIII dan KBB V di Desa Cipeundeuy, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Rabu (8/8/2018). Capaian itu ditorehkan dari produk teknologi mesin pembakar opak hasil kreativitas perwakilan KBB yang hanya kalah dari kompor berbahan bakar air dari Kabupaten Bandung, dan pakan ternak ikan mandiri dari Kabupaten Indramayu.

"Ini capaian yang membanggakan. Jadi juara ketiga dari 27 kabupaten/kota yang ada di Jawa Barat adalah prestasi luas biasa," kata Pj Bupati KBB, Dadang Mohamad Masoem seusai kegiatan.

Dadang menilai, berbagai produk teknologi tepat guna dari KBB memiliki potensi untuk dikembangkan. Apalagi teknologi yang dipakai juga ramah lingkungan sehingga lebih mudah diterima masyarakat luas. Tinggal bagaimana produk-produk itu diperkenalkan ke publik, sehingga ke depan harus ada kegiatan seperti ini namun dengan lingkup kecamatan minimal setahun sekali.

Untuk itu, lanjut dia, keberadaan lembaga Pos Pelayanan Tepat Guna Desa menjadi sangat penting dalam memberikan kemudahan akses. Dirinya yakin, dengan kemudahan akses informasi, promosi, dan juga pelatihan skill, maka produk teknologi tepat guna yang dihasilkan akan semakin bervariasi. Akhirnya, pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat juga dapat ikut terdongkrak.

"Di KBB saat ini sudah ada 13 Pos Pelayanan Tepat Guna di 13 kecamatan. Semoga ke depan bisa semua kecamatan ada jadi bisa mengakomodir potensi yang ada di wilayahnya masing-masing," tuturnya.

Dirinya juga menyoroti soal masih lemahnya pelaku teknologi tepat guna ini dalam hal pemanfaatan serta pendaftaran hak paten. Sebab setiap pengembangan dari produk tepat guna harus mendapat sertifikasi agar masyarakat mudah dan aman dalam penggunaannya. "Kalau soal pengembangan masyarakat di kita sudah jago, kekurangannya adalah rata-rata produk teknologi hasil karya mereka belum banyak yang memiliki hak paten," timpalnya.

Sementara itu Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Provinsi Jawa Barat Agus Hanafi mengatakan, pagelaran TTG sebelumnya diselenggarakan di perkotaan. Namun kali ini diperdesaan dan yang pertama kali di Desa Cipeundeuy Kecamatan Cipeundeuy, KBB.

"Tujuan dari kegiatan ini agar potensi yang ada di desa bisa lebih terangkat. Serta diharapkan masyarakat desa yang ada di satu kecamatan bisa lebih mengenal produk dari kabupaten/kota lain," tandas dia.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.7229 seconds (0.1#10.140)