Tarif Tol Bocimi Mahal, Jalan Raya Ciawi-Sukabumi Macet Lagi

Selasa, 19 Februari 2019 - 20:37 WIB
Tarif Tol Bocimi Mahal, Jalan Raya Ciawi-Sukabumi Macet Lagi
Tol Bocimi kurang diminati pengendara karena dinilai tarif tol ini terlalu mahal. Foto/SINDOnews/Dok
A A A
BOGOR - Dua pekan setelah resmi diberlakukan tarif, Jalan Tol Bogor - Ciawi Sukabumi (Bocimi) seksi I (Ciawi-Cigombong) tampaknya kurang diminati pengendara.

Hal tersebut disinyalir karena tarif yang diberlakukan operator Tol Bocimi, Trans Jabar Tol (TJT), terlampau mahal. Dampaknya, arus lalu lintas di jalur reguler atau Jalan Raya Bogor-Sukabumi kembali macet.

Padahal sebelumnya, saat awal dioperasikan, ruas Jalan Raya Bogor-Sukabumi atau Jalan Raya Mayjen HE Sukma lebih lancar dari biasanya, karena pihak TJT menggratiskan selama sepekan.

"Tapi, beberapa hari ini terjadi peningkatan kembali truk-truk angkutan barang karena sopir sepertinya enggan lewat Tol Bocimi Seksi I itu," kata Dede Suhendar, 38, warga Caringin, Kabupaten Bogor, kemarin.

Alasan sejumlah pengemudi truk enggan menggunakan Jalan Tol Bocimi, karena tarifnya dianggap cukup mahal. "Iya mas. Kami merasa lebih hemat lewat jalur biasa ketimbang lewat tol yang tarifnya saya kira masih cukup mahal, karena saya antarbarang dalam sehari bisa tiga rit," ujar Saepudin, 45, sopir truk asal Cinagara, Caringin, Kabupaten Bogor.

Hak senada diungkapkan Rahmat, 45, yang hampir setiap hari mengantarkan barang jika ke Bogor dari Sukabumi melewati Tol Bocimi. "Yang jelas saya berharap tarifnya jangan terlalu mahal lah. Terlebih masih banyak fasilitas yang belum tersedia di tol ini," ungkapnya.

Tanggapan serupa diungkapkan Asep Supriyadi, warga Cicurug, Sukabumi yang sejak awal dioperasikan Tol Bocimi Seksi I Ciawi - Cigombong selalu melintasinya.

"Tapi sejak resmi diberlakukan tarif resmi pada Jumat (01/02), saya memilih jalur biasa lagi, karena mahal tarifnya. Memang dari segi waktu sangat positif sekali karena bisa memangkas waktu, biasanya perjalanan setiap hari Jakarta-Sukabumi yang awalnya 2,5 jam sekarang bisa menjadi 1,5 jam," tuturnya.

Menurutnya tarif golongan I Rp12 ribu dari Ciawi -Cigombong satu arah sedangkan kalau pulang pergi Rp24 ribu. "Nah, dengan perhitungan tersebut harga tersebut saya kira cukup mahal. idealnya harga bisa dibikin setengahnya dulu karena kalau bicara kilometer yang dari Ciawi-Jakarta untuk kendaraan golongan I saja hanya Rp6.500," jelasnya.

Manager Operasi Trans Jalan Tol (TJT) Bocimi, Said Sudiarto mengungkapkan, pihaknya berjanji akan mengevaluasinya nanti. Yang jelas seluruh gerbang di jalur Bocimi Seksi I yaitu 3 gerbang entrance Cigombong dan 3 gerbang exit, 2 gerbang entrace Caringin dan 2 gerbang exit, dan 2 gerbang exit Ciawi, saat ini sudah diaktifkan.

"Untuk pengguna jalan tol Bocimi, kami meminta untuk selalu berhati-hati dalam berkendaraan, mematuhi seluruh rambu-rambu di jalan tol, menyiapkan uang elektronik dan saldonya cukup," ujarnya.

Sekadar diketahui, terhitung 1 Februari pihak TJT resmi memberlakukan tarif resmi yakni transaksi gerbang Ciawi Selatan Gol l Rp 1.500, Gol ll Rp 2.500, Gol lll, Rp 2.500, Gol lV Rp 3.000 dan Gol V Rp 3.000. Kemudian, untuk transaksi gerbang Caringin dan Cigombong 1, yaitu Gol I Rp 12.000, GoI II Rp 18.000, Gol III Rp 18.000, Gol IV Rp 24.000, kemudian Gol V Rp 24.000.

Sementara itu, Pengamat Transportasi Universitas Pakuan Bogor, Budi Arif menilai pemberlakuan tarif tol Bocimi Seksi I dinilai memberikan sisi dilematis kepada pengendara untuk kembali menggunakan jalan Raya Ciawi-Sukabumi.

"Ada dua faktor yang akan dilihat pengendara atau pengguna jalan tol. Yaitu keinginan dan kemampuan untuk membayar tarif tol. Akan tetapi, masyarakat juga akan melihat waktu tempuh tol dan jalur eksisiting yang menjadi pertimbangan," katanya.

Menurutnya, dalam penetapan tarif tol, konsepnya ialah pembangunan tol masih berkaitan dengan investasi bagi investor. Tentu ada analisis finansial. "Analisis tersebut mengacu kepada benefit pengoperasian dibagi biaya pembangunan. Jadi artinya, ada yang namanya ekonomi rekayasa, itu masuk di dalam ranah bisnis plannya," katanya.

Ia menambahkan jika tarif tol Bocimi Seksi I diangga terlalu mahal, tentu masyarakat harus memaklumi jika melihat penghitungan investasi melihat dari pekerjaan sebelumnya. Yakni pembebasan lahan dan lain sebagainya. Kata dia, nilai tersebut akan masuk ke dalam benefit yang dibagi cost.

"Tarif dimungkinkan bisa turun jika melihat waktu konsesi investor sudah balik modal. Investor itu waktunya 20-30 tahun," pungkasnya.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.5798 seconds (0.1#10.140)