BPR Optimistis Kredit Sektor UMKM Tumbuh Dua Digit

Senin, 18 Februari 2019 - 19:09 WIB
BPR Optimistis Kredit Sektor UMKM Tumbuh Dua Digit
Musda VI Perbarindo DPD Jabar dan seminar peran BPR-BPRS mitra UMKM di Hotel El Royale, Jalan Merdeka, Kota Bandung, Senin (18/2/2019). Foto/SINDOnews/Arif Budianto
A A A
BANDUNG - Bank Perkreditan Rakyat (BPR) tahun ini optimistis kinerja kredit tumbuh dua digit. Optimisme itu didasarkan atas membaiknya potensi sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia.

Ketua Umum DPP Perbarindo Joko Suyanto mengatakan, saat ini jumlah masyarakat yang terhubung dengan BPR mencapai 17 juta rekening. Mayoritas mereka adalah pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Saat ini, kata Joko, outstanding kredit BPR di Indonesia sekitar Rp97 triliun. Pembiayaan BPR juga mayoritas diakses pelaku UMKM. Tahun ini, kinerja BPR optimistis tumbuh dua digit, di atas pertumbuhan industri nasional.

“Kami optimistis kinerja kami bergerak dan terus tumbuh. Kami targetkan pertumbuhan kredit 10 hingga 15%. DPK juga menyesuaikan,” kata Joko seusai Musda VI Perbarindo DPD Jabar dan seminar peran BPR-BPRS mitra UMKM di Hotel El Royale, Jalan Merdeka, Kota Bandung, Senin (18/2/2019).

BPR, ujar dia, memiliki kelebihan akses hingga ke nasabah kelas bawah. Beberapa BPR fokus menggarap market (pasar) di pelosok desa dan kacamatan, di mana perbankan konvensional belum masuk.

Menurut Joko, maraknya dana tunai dari perusahaan financial technology (Fintech) tidak berpengaruh besar terhadap kinerja BPR. Masing-masing memiliki kelebihan. Nasabah BPR yang mayoritas usaha mikro dan kecil, masih membutuhkan pelayanan tatap muka.

“Fintech memang ada pengaruhnya. Tapi kami yakin bahwa BPR punya pangsa berbeda dengan fintech. Kami kan fokus membina UMKM ke daerah,” ujar dia.

Fintech, tutur Joko, bisa saja membidik UMKM di daerah, tapi mereka akan terbatas persoalan sustainability. “Kalau kami BPR tak hanya memberi pinjaman, tapi juga melakukan pendampingan,” tutur Joko.

Joko pun yakin, BPR ke depan akan terus bertumbuh. Bankir BPR tidak perlu khawatir terhadap ketatnya persaingan dengan fintech dan bank konvensional. "BPR mestinya bisa bermitra dengan bank konvensional untuk menggarap market bawah," ungkap Joko.

Sementara itu, Pengamat Ekonomi dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Aldrin Herwany mengatakan, persaingan bisnis perbankan yang membidik UMKM cukup ketat. Banyak bank besar konvensional juga memiliki fokus besar menggarap sektor ini.

“Sektor UMKM yang bisa dibidik yaitu pariwisata dan pangan. Dua hal ini saja. Saya yakin kedepannya bisa berkembang. Digitalisasi juga jangan jadi pesaing, tapi jadi partner saja. Sehingga bisa sama-sama berkembang,” kata Aldrin.

Di sisi lain, Aldrin juga menyoroti perlunya revisi UU Perbankan. Aturan tersebut mestinya bisa lebih menspesifikkan ruang gerak BPR dan perbankan konvensional. Sehingga tidak ada saling rebutan pasar.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.0948 seconds (0.1#10.140)