Kapolri: Rawat Keamanan Jawa Barat Jelang Pemilu

Jum'at, 15 Februari 2019 - 19:46 WIB
Kapolri: Rawat Keamanan Jawa Barat Jelang Pemilu
Kapolri Jenderal Pol M Tito Karnavian. Foto/SINDOnews/Agus Warsudi
A A A
BANDUNG - Kapolri Jenderal Tito Karnavian meminta jajaran Polda Jabar, Pemprov, dan seluruh elemen masyarakat di Jawa Barat, merawat dan menjaga keamanan di Jawa Barat menjelang Pilpres dan Pileg 2019.

Tito menilai Jabar merupakan salah satu wilayah strategis karena memiliki pemilih terbanyak, 20% dari total penduduk Indonesia yang punya hak pilih.

Tito mengingatkan kontestasi politik Pemilu 2019 (Pileg dan Pilpres) yang bakal berlangsung pada 17 April (2019). Menurut dia, Jawa Barat terlalu penting untuk dilupakan. Sebab Jawa Barat merupakan penyumbang Daftar Pemilih Tetap (DPT) terbesar di Indonesia.

"Kita harus jaga keamanan Jawa Barat. Indonesia dan Jawa Barat harus dijaga. Kontestasi politik harus damai dan selesai dalam damai. Kita harus rawat dengan menciptakan upaya keamanan," kata Kapolri saat memberikan sambutan dalam acara peresmian Masjid Al Amman di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Jumat (15/2/2019).

Dalam acara peresmian Masjid Al-Amman Mapolda Jabar itu, selain Kapolri, hadir pula sejumlah pejabat Mabes Polri, Kapolda Jabar Irjen Agung Budi Maryoto, Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Kasdam III/Siliwangi Brigjen TNI Nurchahyanto.

Kemudian, Sekretaris Utama Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Komjen Pol M Iriawan, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jabar KH Rahmat Syafei, dan tokoh Jawa Barat sekaligus mantan Kapolda Jabar Irjen Pol (Purn) Anton Charliyan.

"Tapi Jawa Barat alhamdulilah, semula diperkirakan panas, tapi aman dan damai. Dua kontestan di sini Kang RK (Ridwan Kamil) dan Kang Anton (Charliyan) lihat baik-baik saja berdua. Ini jadi modal bagi Jawa Barat pengamanan bagus di 2017 dan di 2018 aman, damai, dan tenang," kata Tito.

Tito menuturkan penyelenggaraan Pilpres dsn Pileg merupakan suatu pesta demokrasi. Karena sebuah pesta, masyarakat harus merayakan dengan suka cita.

"Yang namanya pesta, party, ya bergembira untuk memberikan hak politik dalam rangka menentukan wakil dan pemimpin kita. Jadi harus pesta, bukan bertengkar, berantem apalagi kelahi," ujar Kapolri.

Mesin politik dalam pesta demokrasi, tutur Tito, wajar menghangat. Artinya mesin itu jalan. Namun gejolak sebelum pelaksanaaan Pemilu 2019 masih dalam batas wajar.

Tito menganalogikan pelaksaanan pesta demokrasi seperti mobil. Sebuah mobil, perlu dihangatkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Mesin politik harus hangat agar bisa menentukan pilihan tepat dengan kelebihan menjual program, kelebihan dan kekurangan calon.

"Tapi ingat, tidak boleh adalah black campaign, informasi bohong karena bisa menimbulkan tingkat emosional. Mobil demokrasi harus bergerak, tapi kita jaga jangan sampai panas berlebihan atau overheater. Kalau itu (overheater) terjadi, mesin bisa meledak," tutur Tito.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3063 seconds (0.1#10.140)