Pelibatan Ponpes Bantu Putus COVID-19 dan Sosialisasi New Normal

Kamis, 28 Mei 2020 - 16:06 WIB
loading...
Pelibatan Ponpes Bantu Putus COVID-19 dan Sosialisasi New Normal
Anggota DPRD Jabar dari Fraksi Partai Golkar yang juga Wakil Ketua GP Ansor Jabar, Edi Rusyandi meminta pemerintah untuk melibatkan pesantren dalam memutus penyebaran COVID-19. Foto/dok.pribadi
A A A
BANDUNG BARAT - Ribuan pondok pesantren (ponpes) di Jawa Barat merupakan potensi yang bisa diberdayakan pemerintah dalam perang melawan virus Corona (COVID-19). Dengan jumlah hingga ribuan santri yang kerap dikunjungi masyarakat, ponpes merupakan komunitas strategis dan efektif dalam sosialisasi program pemerintah.

"Jawa Barat memiliki ribuan pesantren dengan puluhan ribu santrinya, itu potensi yang bisa diberdayakan untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Makanya kami sarankan ke Pemprov Jabar dan Gubernur Ridwan Kamil agar melibatkan pesantren dalam mencegah penyebaran COVID-19," kata anggota DPRD Jabar dari Fraksi Partai Golkar Edi Rusyandi kepada SINDOnews, Kamis (28/5/2020).

(Baca: Fraksi PKB Desak Pemprov Jabar Buat Konsep New Normal untuk Ribuan Ponpes)

Anggota DPRD Fraksi Partai Golkar dari Dapil Kabupaten Bandung Barat (KBB) ini menilai, hingga saat ini Pemprov Jabar belum melibatkan pondok pesantren secara serius dalam menangani penyebaran COVID-19. Ponpes seolah dibiarkan sendiri melawan COVID-19, padahal para santri di dalamnya juga rentan terpapar dan terdampak, baik aspek kesehatan, pendidikan, maupun ekonominya.

Edi yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua GP Ansor Jabar ini telah bersilaturahmi ke beberapa pesantren. Banyak pimpinan pesantren yang mengutarakan tidak adanya sosialisasi maupun upaya merangkul pesantren dalam pencegahan COVID-19, baik untuk urusan mitigasi kesehatan maupun jaring pengaman sosial. Padahal pesantren tidak hanya mengurusi agama, tapi juga urusan kemasyarakatan. Termasuk dalam memberdayakan ekonomi masyarakat, yang rata-rata kurang mampu di pedesaan.

"Peran kyai dan santri di pesantren bisa lebih berperan di tingktan bawah, seperti dalam urusan bansos COVID-19 yang potensi gesekannya tinggi sekali. Nah, pada urusan ini, sesungguhnya pesantren bisa diperankan untuk tetap menjaga harmoni masyarakat, dan urusan social distancing," tuturnya.

(Baca: Guru Bejat sebuah Ponpes di Kabupaten Bandung Terancam 15 Tahun Penjara)

Edi berharap, gubernur selaku eksekutif bisa membuat kebijakan untuk melibatkan pesantren dalam menangani pencegahan COVID-19. Terlebih sampai saat ini penyebaran COVID-19 di Jawa Barat masih mengalami peningkatan. Seperti di situs pikobar.jabarprov.go.id pada Rabu (27/5/2020) tercatat sebanyak 2.130 orang terkonfirmasi positif, 505 sembuh, dan 137 meninggal.

"Cobalah gubernur berdialog dengan kalangan pesantren, beliau kan cucu kyai besar. Jadi bukan hanya pengusaha yang diajak badami urusan pandemi, para kyai pesantren juga patut diajak diskusi," pungkasnya.
(muh)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1420 seconds (0.1#10.140)