Dampak Kekeringan, Produksi Gabah di Jabar Turun

Rabu, 08 Agustus 2018 - 16:25 WIB
Dampak Kekeringan, Produksi Gabah di Jabar Turun
Foto/Istimewa
A A A
KARAWANG - Petani di Jawa Barat mulai merasakan dampak kekeringan dalam satu bulan ini karena sumber air semakin sedikit. Produksi padi juga mulai mengalami penurunan dari 7 ton gabah per hektare menjadi 5 ton gabah per hektarenya di wilayah yang dilalui saluran irigasi.

"Kami sudah melayangkan surat permohonan ke Dinas Pertanian agar segera melakukan perbaikan saluran irigasi. Selain itu kami juga meminta agar bantuan pompanisasi lebih diintesifkan lagi karena petani sudah merasakan dampak kekeringan. Kekeringan mulai dirasakan karena produksi padi sudah menurun hingga 40 persen dari biasanya, karena kekurangan pasokan air," kata Sekretaris Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Jawa Barat Muchlis Anwar, Rabu (8/8/2018).

Menurut Muchlis, jika tidak segera diantisipasi kondisi musim kemarau bisa berimbas pada kenaikan harga beras. Karena, kekeringan menyebabkan keterlambatan pertumbuhan padi di sejumlah wilayah yang berimbas pengurangan stok gabah dan beras.

"Produksi gabah berkurang dari biasanya untuk 1 hektare bisa menghasilkan sebanyak 7 ton gabah saat ini hanya 5 ton gabah. Sementara stok akan terus keluar, sehingga akan memengaruhi harga beras di pasaran," katanya.

Muchlis mengatakan, kenaikan harga beras tidak bisa dihindari jika pemerintah tidak segera turun tangan membantu petani. Saat ini harga gabah sudah mencapai Rp5.000 per kilogramnya dan dipastikan akan terus naik jika pemerintah tidak membantu petani.

"Saat ini memang belum terasa, tapi satu bulan atau dua bulan ke depan pasti masyarakat akan ikut merasakan dampaknya," ujarnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.0537 seconds (0.1#10.140)