Survei Indopoling: Jokowi Unggul Tipis atas Prabowo di Jabar

Rabu, 13 Februari 2019 - 23:33 WIB
Survei Indopoling: Jokowi Unggul Tipis atas Prabowo di Jabar
Indopoling Network merilis hasil survei elektabilitas pasangan capres-cawapres di Hotel Horison, Jalan Pelajar Pejuang, Kota Bandung, Rabu (13/2/2019). Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Lembaga survei Indopoling Network merilis hasil survei terbaru terkait elektabilitas (potensi kemenangan) dua pasangan calon presiden-wakil presiden (capres-cawapres) dalam ajang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 di Provinsi Jawa Barat.

Berdasarkan hasil survei, pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin (Jokowi-Ma'ruf) unggul tipis sekitar 4 persen dari pesaingnya, yakni pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (Prabowo-Sandi). Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf berada di angka 41,7 persen, sedangkan Prabowo-Sandi 37,9 persen.

Direktur Eksekutif Indopoling Network Wempy Hadir mengungkapkan, survei yang dilakukan 21-27 Januari 2019 lalu itu melibatkan 1.200 responden yang tersebar di seluruh Jabar dengan metode multistage random sampling dan margin of eror sebesar 2,8 persen.

"Selisih elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi di Jabar masih kecil, di bawah 5 persen. Ini menunjukkan persaingan antara kedua pasangan calon masih sangat sengit," ungkap Wempy dalam konferensi pers di Hotel Horison, Jalan Pelajar Pejuang, Kota Bandung, Rabu (13/2/2019).

Menurut dia, potensi saling salip antara pasangan capres-cawapres nomor urut 01 dan 02 masih terbuka. Terlebih, baik pasangan Jokowi-Ma'ruf maupun Prabowo-Sandi masing-masing unggul di sejumlah daerah di Jabar.

"Jokowi unggul di Jabar Utara dan Prabowo di Jabar selatan. Jadi ada tiga wilayah pertempuran, wilayah inilah yang akan menjadi catatan bagi partai politik dan tim sukses masing-masing pasangan calon untuk penggalangan dukungan. Kalau berhasil akan ada perubahan dan kita akan lihat siapa yang leading," papar Wempy.

Berdasarkan hasil survei, lanjut Wempy, Jokowi-Maruf unggul di wilayah Jabar bagian timur dengan elektabilitas sebesar 55,3 persen, sedangkan Prabowo-Sandi unggul di wilayah Jabar bagian selatan dengan elektabilitas sebesar 50 persen.

"Adapun di kawasan barat, tengah, dan utara Jawa Barat menjadi area pertempuran karena selisihnya tipis dan jumlah pemilih yang banyak. Di tengah, 01 41,9 persen, 02 41,2 persen. Di utara, 01 35 persen, 02 30,7 persen, di barat 01 40 persen, 02 39 persen," bebernya.

Dalam kesempatan itu, Wempy pun menepis anggapan yang menyebut siapapun pasangan capres-cawapres yang menang di Jabar akan memenangi Pilpres 2019.

Berkaca pada Pilpres 2014, kata Wempy, yang memenangi pertarungan di Jabar pasangan Prabowo-Hatta Rajasa, sementara yang terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden saat itu Jokowi dan Jusuf Kalla.

"Sama halnya di Pilpres 2019, kami prediksi, siapapun pemenang di Jabar tidak akan berpengaruh signifikan secara nasional," tegasnya.

Menanggapi hasil survei tersebut, pakar politik dari Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung Firman Manan mengatakan, meski Jokowi dan Prabowo sama-sama pernah bertarung di Pilpres 2014, namun masyarakat Jabar belum tentu menjatuhkan pilihan yang sama di Pilpres 2019.

Salah satu faktor utama penyebab pergeseran pilihan itu, kata Firman, adalah penilaian masyarakat terhadap kinerja Jokowi di periode pertama pemerintahannya yang dianggap berhasil, terutama dalam pembangunan bidang infrastruktur.

"Posisinya sekarang berbeda, 2014 keduanya orang baru. Tapi hari ini, kalau bicara Jokowi adalah incumbent," kata Firman.

Dia menilai, calon petahana memiliki keunggulan, salah satunya karena mampu menunjukkan kinerja dalam memimpin pemerintahan.

"Punya keuntungan dengan kinerja. Apalagi di Jawa Barat ada 30 proyek strategis nasional yang dibuat pemerintah," sebut Firman.

Hal inipun sesuai dengan temuan survei tersebut yang menyebut tingkat kepuasan responden terhadap pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla mencapai 56,8 persen. "Sebagian besar pemilih mengapresiasi kinerja pemerintahan Jokowi," ujarnya.

Oleh karena itu, jika Jokowi-Ma'ruf ingin memenangi Pilpres 2019 di Jabar, tim kampanyenya tinggal menyosialisasikan keberhasilan-keberhasilan yang diraih Jokowi dalam lima terakhir ini. "Kalau itu bisa dimanfaatkan secara optimal, dikampanyekan, saya rasa hasil survei sekarang akan menjadi kenyataan," jelasnya.

Lebih lanjut Firman mengatakan, pasangan Jokowi-Ma'ruf juga diunggulkan dengan kehadiran Gubernur Jabar Ridwan Kamil yang memenangi Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar 2018 lalu.

Sebab, Ridwan Kamil diusung oleh partai yang sama-sama mengusung Jokowi-Ma'ruf. "Ridwan Kamil masih punya magnet elektoral di sebagian pemilih. Apalagi pilgub kan baru kemarin," katanya.

Pada sisi lain, jika Prabowo-Sandi ingin memenangi Pilpres 2019 di Jabar, pasangan itu harus mampu meyakinkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) agar mau mengoptimalkan kampanye.

Sebab, hanya PKS-lah mitra koalisi Prabowo-Sandi yang militan berkampanye. "Ini terbukti pada pilgub 2018 lalu, ketika PKS bergerak, suara Sudrajat-Syaikhu naik drastis," katanya.

Selain itu, Prabowo-Sandi juga harus mengkritisi kebijakan Jokowi dengan diiringi alternatif solusi yang berbeda, agar masyarakat Jabar yakin memilih Prabowo-Sandi.

Firman menyebut, pertarungan Pilpres 2019 di Jabar cukup seru karena karakter pemilih yang beragam. Kedua kandidat pun, menurutnya, sangat fokus meraup suara di Tatar Pasundan ini.

"Jabar wilayah strategis, jumlah pemilih terbanyak. Ini swing province, battleground. Jabar harus dimenangkan, jadi ada semacam konsentrasi untuk menggarap Jabar," tandasnya.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.2842 seconds (0.1#10.140)