Billy Sindoro Hadirkan Pengurus Gereja sebagai Saksi Meringankan

Rabu, 13 Februari 2019 - 13:08 WIB
Billy Sindoro Hadirkan Pengurus Gereja sebagai Saksi Meringankan
Terdakwa Billy Sindoro dan tim kuasa hukumnya menghadirkan saksi fakta meringankan, yakni Edward P Siringo-ringo, kepala Operasional Harian Gereja GBI Basilia Katedral Gading Serpong. Foto/SINDOnews/Agus Warsudi
A A A
BANDUNG - Sidang lanjutan kasus dugaan suap proyek Meikarta kembali digelar Rabu (13/2/2019) ini di Pengadilan Tipikor pada PN Bandung, Jawa Barat. Terdakwa Billy Sindoro dan tim kuasa hukumnya menghadirkan saksi fakta meringankan, yakni Edward P Siringo-ringo (47).

Edward adalah Kepala Operasional Harian Gereja GBI Basilia Katedral Gading Serpong. Dalam kesaksiannya, Edward mengaku sangat mengenal Billy Sindoro selama 12 tahun terakhir. Hubungan Edward dengan Billy sangat dekat. Sebab, Billy yang merupakan founding father GBI Basilia, juga duduk sebagai salah satu anggota Dewan Penggembalaan.

"Dewan Penggembalaan terdiri dari beberapa pendeta. senior, dan pendiri gereja. Dewan ini bertugas mengawasi, mengayomi dan memastikan kegiatan gereja berjalan," kata Edward di awal kesaksiannya.

Sebagai karyawan gereja, ujar Edward, dia sangat intens berkomunikasi dengan Billy Sindoro, hampir setap hari. Bahkan, bertemu dengan Billy dua tiga kali dalam seminggu. "Beliau founding father atau pendiri gereja. Dalam komunikasi dan pertemuan, kami hanya membahas masalah gereja. Tugas saya tiap hari melapor dan berkomunikasi ke Pak Billy," ujar warga Klapa Dua, Tangerang ini.

Edward menuturkan, komunikasi, sering melalui pesan singkat atau telepon. Sedangkan pertemuan paling banyak dilakukan di gereja. Sesekali di rumah dalam keadaan urgent dan di luar.

"Pernah beberapa kali dengan Pak Billy di IKG (Imperial Klub Golf) Lippo Karawaci. Semua yang hadir orang gereja karena membahas masalah gereja," tutur Edward.

Selama 12 tahun mengenal Billy, ungkap Edward, terdakwa orang yang sangat baik. Jiwa sosialnya tinggi, banyak menolong orang yang kesusahan, terutama concern kepada masalah kesehatan dan pendidikan. Di GBI Basiliai, ada klinik kesehatan gratis setiap minggu. Tenaga medis dari beberapa rumah sakit, seperti RS Siloam dan Omni Hospital.

GBI punya 8.000 jemaat dari berbagai latar belakang sosial dan status ekonomi. Billy bantu biaya sekolah jemaat yang kesusahan. Janda-janda tua diberi santunan dan asuransi untuk pemakaman. Donor darah setiap bulan. Bahkan Billy mengadakan 6.000 BPJS untuk jemaat kurang mampu. "Banyak orang yang merasa kehilangan. Concern kemanusiaan Billy sangat kuat," ujarnya.

Kuasa hukum Billy kemudian menanyakan, apakah Edward pernah naik helikopter bersama Billy Sindoro? Edward mengaku pernah. Selain dia dan Billy, di helikopter itu ada orang lain, seperti Samuel Taher dan yang lain.

Di dalam helikopter pun, kata Edward, yang dibahas masalah gereja. Tidak permah membicarakan masalah lain. "Selama bertemu dan berkomunikasi, saya tidak pernah dengan soal Meikarta. Di IKG kan banyak orang, ada yang main golf atau sekadar makan. Saya kenal Samuel Taher sebagai Kepala Dewan Penggembalaan GBI. Pimpinan tertinggi jemaat gereja," ungkap dia.

Ketua majelis hakim Judijanto Hadilesmana bertanya, apakah Billy orang baik?
"Di mata saya, Pak Billy seperti orang tua sendiri. Sangat baik dan penuh tanggung jawab. Cinta keluarga. bertanggung jawab. Beliau juga teratur dalam berbagai hal. Setiap aturan dilaksanakan dengan benar. Integritas tinggi. Di NTT dan Papua, beliau mendirikan sekolah serta mengobati mata orang NTT yang nyaris buta," tutur Edward.

"Apakah Billy pernah terkena masalah hukum sebelum perkara ini?" tanya Judijanto.

"Pernah. Tapi masalah hukum apa, saya kurang tahu. Saya tahunya dari media massa. Dituduh menyuap.

"Apakah Billy pernah memberikan bantuan bencana?" ujar majelis hakim.

"Pernah menyumbang untuk korban tsunami Palu dalam bentuk dana, uang Rp500 juta. Membantu daerah tertinggal untuk beribadah. termasuk masjid juga," ungkap Edward.

Hakim Tardi pun bertanya, "Apakah pernah bahas pekerjaan?"
"Tidak pernah. Beliau sangat tertib soal itu. Semua yang dibicaraakan dengan saya, masalah gereja,"

"Soal Lippo Karawaci?" tanya Tardi.
"Tidak pernah bahas. Tak pernah tahu. Tak pernah membahas soal kerjaan. Setahu saya beliau kerja di RS Siloam," tutur dia.

Hakim Lindawati kemudian menanyakan, selain dari jemaat, apakah pernah ada uang pribadi Billy selaku donatur tetap?

"Saya yang mengelola uang gereja. Kalah urgent, ada dana pribadi Billy. Billy termasuk donatur inti gereja, karena beliau yang membangun ini," ujar Edward.

"Apakah Siloam terkait dengan Lippo Cikarang atau Lippo Karawaci?" tanya Lindawati.

"Tidak tahu," kata Edward.

Jaksa penuntut umum (JOU) dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Yadyn pun bertanya, "apa saksi tahu sumber dana donatur itu?"

"Tidak tahu. Itu kan pribadi," jawab dia.

"Berapa kali naik heli?" tanya jaksa.

"Dua kali. Tapi tidak sendiri. Banyak orang lain," jawab Edward.

"Helikopter itu punya siapa," ujar jaksa.

"Tidak tahu," kata Edward.

"Kenal Bartolomeus Toto (Presdir Lippo Karawaci)?" tanya jaksa lagi.

"Tidak kenal," tandas Edward.

"Apakah Billy pernah menjalani pidana penjara?" cecar jaksa.

"Setahu saya pernah. Tapi tidak tahu perkaranya," pungkas Edward.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.2983 seconds (0.1#10.140)