Caleg Perindo Peduli Stunting, Beri Penyuluhan dan Vitamin

Senin, 11 Februari 2019 - 20:12 WIB
Caleg Perindo Peduli Stunting, Beri Penyuluhan dan Vitamin
Caleg Perindo untuk DPR, Resita Kaniya dan caleg DPRD Jabar Euis Atikah saat sosialisasi gizi dan vitamin kepada balita di Desa Jayagiri, Kecamatan Lembang, KBB, Senin (11/2/2019). Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Asupan gizi dan vitamin terhadap balita dan anak dalam masa pertumbuhan sangat penting untuk menghindari munculnya kasus stunting (bertubuh pendek).

Hal itu yang menjadi perhatian serius caleg DPR dari Partai Perindo Resita Kaniya yang melaksanakan sosialisasi pemberian vitamin A sekaligus penyuluhan gizi bagi ibu hamil dan balita kepada sekitar 100 ibu di Desa Jayagiri, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Senin (11/2/2019).

Caleg Perindo Peduli Stunting, Beri Penyuluhan dan Vitamin


Caleg DPR nomor urut 2 dapil Jabar 2 yang mencakup KBB dan Kabupaten Bandung ini mengatakan, berdasarkan data 2017, jumlah bayi atau anak stunting di KBB masih cukup tinggi atau setara dengan 7,67% dari total jumlah balita di kabupaten ini.

Untuk itu, pemberian vitamin dan penyuluhan pola hidup sehat menjadi salah satu program sosialisasi saat turun ke masyarakat untuk menciptakan generasi mendatang yang lebih sehat.

"Partai Perindo memiliki komitmen kuat dalam meningkatkan taraf kesehatan masyarakat. Melalui kegiatan seperti ini saya berharap kasus stunting di KBB bisa ditekan. Apalagi terdapat 10 desa di KBB yang menjadi prioritas penanganan program ini," kata Resita yang hadir didampingi caleg Perindo untuk DPRD Provinsi dapil Jabar 3 Euis Atikah dan caleg DPRD KBB nomor urut 7 Dian Rohmana Putra.

Menurut Resita, generasi penerus bangsa harus dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Komitmen partai Perindo di bawah kepemimpinan Hary Tanoesoedibjo sangat tinggi terhadap hal ini.

Perhatian pihak-pihak terkait dan juga kesadaran dari kaum perempuan/ibu dalam merawat anak-anaknya harus ditanamkan sejak dini. Berikan bayi mereka makanan bergizi, ASI ekslusif, perawatan saat hamil, dan menjaga hidup sehat, diyakini bisa meminimalisasi terjadinya stunting.

Stunting bisa dilihat dari penampilan fisik, seperti saat anak berusia 10 tahun tapi tingginya tidak sama dengan anak seusianya. Kondisi itu bisa terjadi karena faktor lingkungan dan perilaku keluarga serta masyarakat.

Misalnya asupan gizi kurang, pola hidup tidak sehat, akses air bersih kurang, dan lain-lain. Sementara faktor genetika atau keturunan hanya berkontribusi sebesar 5% terhadap penyebab Stunting.

"Pemeriksaan secara berkala ke posyandu dari mulai berat, tinggi badan, dan asupan vitamin adalah penting dalam menjaga tumbuh kembang anak. Kalau banyak generasi stunting dikhawatirkan mereka sulit bersaing, karena banyak pekerjaan yang membutuhkan fisik prima dan tinggi di atas rata-rata," ujar dia.

Yanti Ramdani (41) warga Jalan Wedana, RT04/01, Desa Jayagiri, mengaku rutin membawa anak keempatnya yang bernama Nikita (5) ke posyandu. Seperti memeriksakan berat badan, diukur tingginya, dan juga diberi suplemen vitamin.

Biasanya, penimbangan berat badan dilakukan sebulan sekali dan pemberian vitamin setahun dua kali. "Saya selalu rutin membawa anak ke posyandu. Adanya sosialisasi ini sangat membantu, karena saya jadi tahu bagaimana menjaga pola hidup sehat dan memberikan makanan bergizi kepada anak," tutur Yanti.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3949 seconds (0.1#10.140)