LIPI dan GP Anshor: Hoax di Medsos Mengancam Toleransi

Minggu, 10 Februari 2019 - 20:58 WIB
LIPI dan GP Anshor: Hoax di Medsos Mengancam Toleransi
Diskusi publik bertema Politik dan Ancaman Intoleransi di Balai Desa Tenjowaringin, Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya, Minggu (10/2/2019). Foto/SINDOnews/Jani Noor
A A A
TASIKMALAYA - Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Amin Mudzakir menilai, hoax atau berita bohong di media sosial (medsos) telah mengancam toleransi.

Penilaian itu disampaikan Amin saat menyampaikan materi dalam diskusi publik bertema "Politik dan Ancaman Intoleransiā€ di Balai Desa Tenjowaringin, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Minggu (10/2/2019).

Menurut Amin, hoax terjadi karena dipengaruhi tiga kondisi, yakni teknologi, psiko-kultural, dan politik. "Nah ketiganya telah jadi sumber masalah hoax," kata Amin.

Amin mengemukakan, faktor munculnya intoleransi karena ada perasaan terancam mengenai isu orang lain, fanatisme keagamaan, dan faktor media sosial yang menguatkan politik identitas itu. "Medsos hari ini menjadi alat penyebaran hoax.Lewat medsos hoax begitu mudah menyebar," ujar dia.

Amin mengklasifikasi daerah yang secara historis berbasis Islam politik, mudah sekali terpapar hoax. Pasalnya masih tersimpan mimpi negara Islam politik yang digunakan sebagai kepentingan mereka.

"Contoh daerah Priangan. Sekecil apapun kabarnya, selalu ada reaksi tanpa melakukan tabayun atau melakukan cross check dulu," tutur Amin.

Meski demikian, ungkap dia, ada cara efektif menangkal hoax di Pemilu 2019, salah satunya dengan melakukan upaya politik yang salah satunya tidak golput. "Golput bisa dipengaruhi karena jenuhnya masyarakat mendengar kabar tak jelas. Maka mereka bisa golput," ungkap dia.

Ketua GP Anshor Jawa Barat Deni Ahmad Haidar menyatakan, puncak politik tertinggi Indonesia adalah terbentuknya NKRI. Maka harus dipelihara dengan baik. Kondisi hari ini, dunia terbelah menjadi dua yakni nyata dan maya.

"Tapi beruntung juga keributan dalam kontestasi politik hari ini ada salurannya yaitu medsos. Coba pemilu lalu, keributan tumpah di dunia nyata," kata Deni.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 4.7736 seconds (0.1#10.140)