Mimih Haeruman: Jokowi-Ma'ruf Solusi Tepat bagi Bangsa

Minggu, 10 Februari 2019 - 13:14 WIB
Mimih Haeruman: Jokowi-Maruf Solusi Tepat bagi Bangsa
Eksponen 96 Tasikmalaya Mimih Haeruman. Foto/SINDOnews/Jani Noor
A A A
TASIKMALAYA - Eksponen 96 Tasikmalaya Mimih Haerumin melihat pasangan Jokowi-Ma'ruf menjadi solusi tepat bagi bangsa karena memilih pemimpin, bukan urusan individu tapi bagaimana kesepakatan orang itu dijadikan pemimpin.

"Pemimpin itu bukan oleh dirinya tapi diadakan oleh yang membutuhkan pemimpin itu sendiri. Hari ini Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf diinginkan untuk memimpin Indonesia. Yang lahir bukan dari keinginannya sendiri tapi musyawarah-musyawarah Nahdlatul Ulama," kata Mimih seusai menghadiri Istigotsah dan Deklarasi Pemenangan Jokowi-Ma'ruf di Stadion Olahrga Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu (9/2/2019).

Dia mengemukakan propaganda konsep Nasionalis Agama dan Komunis (Nasakom) yang pernah dipraktikkan Soekarno di era Orde Lama tak relevan lagi dijadikan alat untuk menyerang Jokowi-Ma'ruf.

Pasalnya konsep Nasakom dulu, lahir dari kecerdasan Soekarno untuk meredam ketegangan ideologi politik ketika Indonesia baru seumur jagung. "Oh propaganda itu (Nasakom)? Gak gak akan berpengaruh. Itu targetnya seolah ada komunis di Jokowi-Ma'ruf kan?," kata Mimih

Menurut aktivis gerakan yang dituding dalang Kerusuhan Tasikmalaya pada 1996 ini, konsep Nasakom dulu sebagai pengakomodatifan Soekarno atas berbagai ideologi kala itu. Soekarno tidak ingin bangsa ini pecah gara-gara benturan ideologi yang jelas banyak campur tangan asing.

"Nah sekarang ada Jokowi dari nasionalis dan Kiai Ma'ruf dari kelompok agama yakni NU. Jadi relevansinya di mana kalau ada yang menuduh Jokowi-Ma'ruf akan membangkitkan konsep itu," ujar dia.

Mimih pun menegaskan kalau berbicara komunis, justru NU paling antikomunis. Orang komunis memerangi NU dan yang pertama kali menghabisi orang komunis juga NU.

"Jadi itu propaganda tak akan laku karena wakilnya Jokowi dari NU. Jokowi-Ma'ruf ini justru untuk menghilangkan kesan seolah Jokowi terlalu nasional dan kekiri-kirian. Dengan menggandeng Kiai Ma'ruf Amin stigma itu hilang karena Kiai Ma'ruf mewakili kelompok agama," tutur Mimih.

Mimih juga tidak akan bereaksi dengan maraknya propagada Nasakom tapi menyerahkan kepada wasit yang dalam hal ini Bawaslu.

"Ketika orang lain sudah offset, kita tak perlu bereaksi karena toh ada wasitnya. Biarkan saja, maka itulah sabar yang dimaksud dalam istigotsah tadi. Kenapa sabar karena keyakinan adalah segala-segalanya. Bagi kami apa artinya hoax jika semua sudah punya keyakinan sendiri. Maka propaganda apapun tak relevan," kata Mimih.

Bupati Tasikmalaya Ade Sugianto dalam orasinya menegaskan tentang Indonesia yang diperoleh dari tumpahan nyawa para aulia, ulama, kiai, dan santri. Salah satunya di Tasikmalaya dengan meninggalnya Syuhada KH Zainal Mustofa dari Pondok Pesantren Sukamanah.

Maka, kata Ade, tak perlu melawan hoax dengan hoax lagi karena keutuhan Indonesia segalanya dan siapa yang akan menjadi Presiden sudah ada diketentuan Allah SWT nanti pada 17 April 2019.

"Mari kita sambut pesta demokrasi ini dengan riang gembira dan ceria karena Indonesia harus jaya, pemilu aman dan Kabupaten Tasik semakin maju serta barokah," kata Ade.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.1282 seconds (0.1#10.140)