Ridwan Kamil Ingatkan Bahaya Era Digital terhadap Keutuhan Bangsa

Minggu, 10 Februari 2019 - 11:27 WIB
Ridwan Kamil Ingatkan Bahaya Era Digital terhadap Keutuhan Bangsa
Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat menjadi pembicara dalam Orasi Pekerja Kreatif yang digelar Asumsi.co di Gedung Sabuga), Jalan Tamansari, Kota Bandung, Sabtu (9/2/2019) malam. Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menilai, era digital tak hanya dilihat dari besarnya potensi yang bisa diraih secara ekonomi, melainkan harus juga dilihat sisi gelapnya, terutama ancaman terhadap keutuhan bangsa.

"Kita ini bersatu karena kesamaan nasib bukan karena kesamaan bahasa atau suku. Kesamaan nasib itulah yang mengikat kita untuk membuat kesepakatan yang bernama Pancasila. Inilah yang akan kita jaga bersama sampai kapan pun," kata Ridwan Kamil dalam Orasi Pekerja Kreatif yang digelar Asumsi.co di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Jalan Tamansari, Kota Bandung, Sabtu (9/2/2019) malam.

Gubernur yang akrab disapa Emil itu mengatakan, sudah banyak kisah negara-negara besar yang pecah, bahkan musnah, seperti Afghanistan dimana tujuh suku besar di negara itu tak pernah berhenti bertikai.

Begitu juga Yugoslavia yang kini terpecah menjadi Serbia, Bosnia-Herzegovina, dan Kroasia. "Di Afghanistan, seminar yang membicarakan industri kreatif seperti ini tak mungkin dilakukan," ujarnya.

Oleh karena itu, lanjut Emil, keragaman suku, agama, bahasa, dan ras harus dijaga agar industri kreatif bisa terus tumbuh di Indonesia. Selain itu, penguatan sumber daya manusia (SDM) juga harus dilakukan.

Sebab, manusia Indonesia masa depan tak hanya harus pintar secara intelektual, tapi juga emosional. "Jangan sampai ketika ditilang, motor dirusak sendiri," imbuhnya.

Selain Ridwan Kamil, sejumlah pembicara lainnya yang hadir dalam acara tersebut, yakni Wali Kota Bogor Bima Arya, mantan Bupati Purwakarta dua periode Dedi Mulyadi, Bupati Banyuwangi Azwar Anas, Founder Lipstick Be Mad, Samira Alatas, Ketua Umum Viking Heru Joko, Founder Swara Gembira Khoirun Nazar, Co-Founder Upnormal Sarita Sutedja, Content Creator Eka Gustiwana, CEP IPMI Jimmy Gani, dan CEO IYKRA Jimmy Gani.

Ridwan Kamil Ingatkan Bahaya Era Digital terhadap Keutuhan Bangsa


Sementara itu, Co-founder Asumsi.co Iman Sjafei mengatakan, era digital memang memiliki sisi gelap yang mengancam. Meski begitu, kata Iman, digitalisasi justru sangat berperan dalam memperkuat industri kreatif.

Disrupsi digital, menurutnya, memangkas rantai ekonomi industri kreatif dan efeknya langsung terasa, khususnya kontribusinya terhadap pendapatan negara.

Akhir tahun lalu, lanjut Iman, kontribusi industri kreatif terhadap pendapatan negara mencapai Rp1.105 triliun dan tahun ini diprediksi nilainya bakal jauh lebih besar. "Tahun ini, industri kreatif diperkirakan menyumbang Rp1.200 triliun pada PDB (produk domestik bruto) Indonesia," ujar Iman.

Maka tak heran, tutur Iman, pengusaha muda yang lahir dari industri kreatif kini tak terhitung jumlahnya. Era digital membuat mereka lebih bebas memilih profesi dan industri kreatif menjadi pilihan utama karir mereka. "Anak-anak muda sekarang tidak ingin bekerja, tapi usaha dan pilihannya adalah industri kreatif," tutur dia.

Iman menambahkan, para pelaku industri kreatif didominasi anak muda yang mencapai sekitar 80 persen, termasuk di dalamnya generasi milenial. "Sekarang studi dan usaha tidak selalu linier. Apakah mereka yang belajar ilmu ekonomi harus bekerja di bank? Tidak. Justru dengan membuka usaha, impact yang mereka hasilkan jauh lebih besar," tandasnya.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.6018 seconds (0.1#10.140)