Jenguk Pasien DBD, Ketua DPRD KBB Soroti Stok Darah

Selasa, 05 Februari 2019 - 16:26 WIB
Jenguk Pasien DBD, Ketua DPRD KBB Soroti Stok Darah
Ketua DPRD KBB Ida Widaningsih menengok pasien DBD di RSUD Cikalong Wetan dan meminta fasilitas pelayanan terus ditingkatkan terutama dalam ketersediaan darah. Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang dirawat di sejumlah rumah sakit masih cukup banyak. Ini dikarenakan terus bermunculannya suspect baru yang harus dirujuk dan mendapatkan rawat inap sehingga bangsal rumah sakit banyak dipenuhi oleh pasien DBD.

Ketua DPRD KBB Ida Widaningsih yang menyempatkan diri menjenguk pasien DBD di RSUD Cikalong Wetan mengatakan penyakit ini harus mendapatkan perhatian dari Dinas Kesehatan. Jangan sampai penyakit yang cara penularannya melalui nyamuk ini terus mewabah dan menimbulkan korban jiwa. Apalagi, saat ini memasuki musim penghujan.

"Sejauh ini berdasarkan data dari Dinas Kesehatan KBB sudah ada dua warga yang menjadi korban DBD. Ini harus jadi perhatian jangan sampai korban terus bertambah, terutama dalam hal ketersediaan (stok) darah bagi pasien," kata Ida kepada SINDOnews, Selasa (5/2/2019).

Menurutnya, salah satu upaya untuk memutus rantai penyebaran penyakit DBD adalah melalui fogging. Karena itu Dinas Kesehatan harus melakukan fogging di sejumlah daerah yang sejauh ini banyak ditemukan penderita DBD. Selain itu, fasilitas pelayanan penunjang bagi penanganan pasien ini juga harus ditambah agar tindakan medis dapat cepat dilakukan karena kebutuhan penunjangnya memadai.

"Saya melihat pelayanan sudah cukup baik, tinggal perlu ada peningkatan dalam beberapa aspek. Sehingga ketika ada penderita DBD yang memerlukan penanganan lanjut bisa langsung ditangani," kata Ida.

Dirut RSUD Cikalong Wetan Ridwan Abdullah Putra menyebutkan, meski ada peningkatan jumlah namun pasien DBD yang dirawat inap masih terlayani dengan baik. Ruang rawat yang disiapkan ada dua bangsal dengan 50 tempat tidur untuk pasien dewasa maupun anak-anak.

Terkait sarana pendukung pelayanan, pihaknya berharap ke depan segera memiliki bank darah. Ini diperlukan ketika ada pasien yang kekurangan darah yang selama ini harus disuplai dari luar.

"Kami di sini belum memiliki bank darah. Kalau ruangan sudah ada, tinggal fasilitas dan alat-alat penunjangnya yang belum. Sejauh ini kalau ada pasien anemia atau kekurangan trombosit biasanya kami ambil darah dari PMI di Batujajar, itu kejauhan dan perlu waktu. Beda kalau di sini sudah ada sendiri," tuturnya. (Baca Juga: Jumlah Pasien Demam Berdarah di RSHS Melonjak Lima Kali Lipat(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.6580 seconds (0.1#10.140)