Ridwan Kamil Ungkap Protokol New Normal di Jawa Barat

Selasa, 26 Mei 2020 - 17:22 WIB
loading...
Ridwan Kamil Ungkap Protokol New Normal di Jawa Barat
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto (kanan) dan Kapolri Jenderal Pol Idham Aziz (kedua kanan) meninjau Mal Summarecon di Bekasi, Selasa (26/5/2020). Foto: ANTARA/Fakhri Hermansyah
A A A
BEKASI - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengatakan akan ada protokol yang diterapkan di tempat perniagaan sebagai bagian tahapan menujun new normal. Salah satunya adalah setiap tempat usaha wajib mengumumkan kapasitasnya.

“Kalau tadinya mungkin 10.000 sekarang diumumkan hanya 5.000. Bagaimana tahunya sudah 5.000? Nanti satpam-satpam di depan akan menghitung, kalau sudah lewat maka yang di atas 5.000 antre dulu di luar, di sebuah tempat. Nanti orang keluar dia masuk,” jelasnya seusai mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau Mal Summarecon, Selasa (26/5/2020).

(Baca: Prof Hariadi Soepangkat, Mantan Rektor dan Guru Besar Fisika ITB Tutup Usia)

Tempat-tempat usaha juga diwajibkan menyediakan informasi pengumuman jumlah layanan per satu waktu. Dengan begitu masyarakat tahu kapan akan bisa masuk.

“Nanti masuk ke dalam sebuah tempat usaha, nanti depan toko restoran juga harus ada pengumuman bahwa restoran ini hanya menerima persatu waktu misalnya 10 meja dari tadinya 20. Sehingga orang yang kesebelas dia bisa menunggu orang kesepuluh keluar, baru dia masuk,” ungkapnya.

Selain itu, setiap orang yang datang ke pusat pebelanjaan harus menggunakan masker dan sarung tangan. Hal ini dinilai akan mencegah penularan COVID-19.

(Baca: Forum Orang Tua Siswa Kota Bandung Keberatan Wacana Masuk Sekolah Juni 2020)

“Kenapa? orang pegang-pegang nanti di tempat usaha kan. Beli shampo nggak jadi, datang pengunjung lain pegang lagi. Nanti mungkin ada potensi penularan. Jadi itulah adaptasi baru yang akan kita lakukan di tempat ini,” ujar dia.

Menurut Ridwan Kamil , masyarakat di Jawa Barat mesti mulai beradaptasi dengan kondisi di tengah pandemi COVID-19. ”Di Jabar kata kuncinya adaptasi, bukan pelonggaran, bukan relaksasi, tapi adaptasi terhadap moralitas baru,” katanya
(muh)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1254 seconds (0.1#10.140)