Imlek Membawa Berkah bagi Pemilik Rajawali Dragon Dance

Senin, 04 Februari 2019 - 10:57 WIB
Imlek Membawa Berkah bagi Pemilik Rajawali Dragon Dance
Sejumlah remaja saat latihan tari naga yang akan dimainkan saat Imlek. Foto/Istimewa
A A A
KARAWANG - Imlek mendatangkan berkah tersendiri bagi Giok Seng (60), pemilik Rajawali Dragon Dance. Setiap datang Imlek, dia sibuk melayani permintaan untuk tampil menunjukkan kemampuan tari naga atau yaitu Liang Liong.

Dia tidak sendiri. Ada sekitar enam orang anak-anak yang masuk dalam formasi tari naga tersebut. Tari naga merupakan kepercayaan orang China yang berarti simbol keberuntungan.

Giok Seng saat ini lebih banyak berada di belakang layar ketika kelompok tari naga Rajawali Dragon Dance tampil di hadapan publik. Dia mempercayakan atraksi tari naga itu kepada anak-anak muda yang lebih enerjik dan penuh semangat.

"Saya lebih banyak melatih atau menjadi instruktur bagi mereka yang muda-muda. Ternyata mereka yang muda-muda ini punya semangat tinggi untuk meneruskan tari naga yang sudah berumur ratusan tahun ini," kata Giok Seng ditemui saat latihan tari naga di Vihara Budha Dharma, Minggu (3/2/2019).

Menurut Giok Seng, anggota Rajawali Dragon Dance saat ini memang tekun berlatih karena sedang mempersiapkan event besar yaitu perayaan Imlek di berbagai kota. Banyak komunitas Tionghoa dan lainnya meminta untuk tampil membawakan tarian tari naga.

"Memang setiap datang Imlek disusul dengan Cap Go Meh permintaan untuk tampil cukup banyak. Kadang malah kami tidak bisa membagi waktu saking banyaknya permintaan. Banyak juga permintaan dari luar kota, tapi kami mengutamakan dari Karawang atau yang terdekat," jelasnya.

Giok Seng mengatakan tari naga atau Liang Liong merupakan peninggalan tradisional warga China. Orang China percaya bahwa naga merupakan simbol keberuntungan. Dengan adanya Liang Liong diharapkan menangkal malapetaka.

"Orang Tiongkok percaya naga merupakan simbol keberuntungan dan tarian ini merupakan warisan leluhur. Tadinya saya membentuk grup tari ini untuk menjaga warisan budaya, namun terusnya ini menjadi profesi kami," katanya.

Menurut Giok Seng, seiring dengan perkembangan zaman, tari naga ini tidak hanya dimainkan oleh warga keturunan tapi juga masyarakat Indonesia lainnya. Saat ini tari naga bukan lagi menjadi kebudayaan China saja. "Pemainnya bukan hanya orang Tiongkok tapi juga dari suku lainnya yang beragama Islam, Kristen, Buddha. Pokoknya sudah campur sekarang ini dan itu menandakan persatuan kita," ujarnya.

Tari naga tidak memerlukan keahlian khusus seperti barongsai, yang harus memiliki keahlian bela diri. "Mudah kok memainkannya dan siapa saja pasti bisa melakukannya. Yang penting mereka ada kemauan, terus bermain mengikuti suara tambur, kenong, dan kencreng."
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.6514 seconds (0.1#10.140)