Tak Perlu Tebar Janji, Kampanye Kreatif Dinilai Lebih Dibutuhkan Masyarakat

Minggu, 03 Februari 2019 - 22:17 WIB
Tak Perlu Tebar Janji, Kampanye Kreatif Dinilai Lebih Dibutuhkan Masyarakat
Ibu-ibu bergembira saat pemecahan rekor makan donat berbahan ubi yang digelar caleg DPR RI Boyke Febrian Mohammad, belum lama ini. Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Jelang Pemilihan Anggota Legislatif (Pileg), 17 April 2019 mendatang, calon wakil rakyat semakin berlomba-lomba mendapatkan dukungan masyarakat dimana sebagian besarnya kerap menebar janji.

Meski wajar, namun masyarakat sebenarnya tidak butuh janji-janji. Apalagi, janji tersebut belum tentu terwujud. Ketimbang menebar janji, masyarakat saat ini dinilai lebih membutuhkan gagasan untuk meraih kehidupan yang sejahtera.

"Ketimbang menebar janji, saya pilih kampanye kreatif," ungkap calon anggota legislatif (caleg) DPR RI Boyke Febrian Mohammad di Bandung, Minggu (3/2/2019).

Boyke yang maju di daerah pemilihan Jawa Barat 1 yang meliputi Kota Bandung dan Kota Cimahi itu menjelaskan, kampanye kreatif bukanlah kampanye yang bagus atau unik. Kampanye kreatif, kata Boyke, adalah kampanye yang berisi manfaat bagi masyarakat.

"Bukan sekadar menyampaikan janji atau visi misi saja, melainkan ada manfaat yang bisa dibagikan, sehingga masyarakat bisa mendapatkan tambahan ilmu dan wawasan," jelas Boyke.

Boyke menegaskan, masyarakat tidak membutuhkan beraneka ragam janji. Menurutnya, menyejahterakan masyarakat dengan gagasan baru yang bisa dikembangkan jauh lebih penting.

Dia menyebut, ada banyak cara yang bisa diberikan kepada masyarakat dalam kampanye kreatif, salah satunya berbagi gagasan sesuai latar belakangnya masing-masing.

"Saya sendiri memberikan gagasan kepada masyarakat, terutama ibu-ibu dengan mendorong mereka lebih sejahtera dengan berjualan donat karena saya berkecimpung dalam usaha tersebut. Harapan saya, ke depan, banyak masyarakat memiliki usaha sendiri," katanya.

Boyke juga mengatakan, setiap menyosialisasikan diri kepada masyarakat, dirinya selalu mengedepankan edukasi. Boyke akan terus memberikan gagasan ketimbang janji-janji, apalagi bagi-bagi uang dalam kampanyenya.

"Menurut saya, kampanye kreatif adalah inovasi, saya membiayainya dengan prinsip memberi tak harap kembali. Sehingga, memaknainya dengan niat wakaf saja. Lalu, kampanye seperti ini sangat jauh dari potensi korupsi, melainkan pengabdian untuk mencerdaskan bangsa," tandasnya.
(abs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.7121 seconds (0.1#10.140)