Pemilih Golkar yang Memilih Jokowi Naik Signifikan

Kamis, 31 Januari 2019 - 18:52 WIB
Pemilih Golkar yang Memilih Jokowi Naik Signifikan
Ketua DPD Partai Golkar Jabar yang juga Ketua TKD Jokowi-Maruf Jabar Maruf Amin. Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
SUBANG - Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat yang juga Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Joko Widodo- Ma'ruf (Jokowi-Ma'ruf) Jabar Dedi Mulyadi menyatakan, pemilih Golkar yang akan memilih Jokowi-Ma'ruf di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 naik signifikan.

Menurut Dedi, arah dukungan pemilih Golkar di ajang Pilpres 2019 sudah jauh berbanding terbalik dibandingkan Pilpres 2014 di mana Partai Golkar saat itu mengusung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Hal itu dikatakan Dedi menanggapi hasil survei Indikator terkait adanya 31% pemilih Golkar yang tidak memilih Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019. Dedi menilai, logika hasil survei tersebut seharusnya dibalik.

Menurut Dedi, secara logika, hasil survei tersebut sebenarnya memperlihatkan ada peningkatan jumlah pemilih Golkar dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019, namun masih memilih Prabowo Subianto di ajang Pilpres 2019. "Logikanya harus dibalik, jangan ngambil angka 31 persennya," tegas Dedi di Subang, Rabu 30 Januari 2019 malam.

Dedi menjelaskan, masih ada pemilih Golkar yang tidak memilih Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019 tak lepas dari keputusan Partai Golkar mengusung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di Pilpres 2014. Dia mengakui, masih ada pemilih Golkar yang belum 'move on'.

"Pertama kali memberikan dukungan kepada pak Jokowi, angka partisipasi pemilih Golkar yang memilih Pak Jokowi baru 40 persen, survei kedua berubah sudah 52 persen, sekarang sudah 60 persen lebih. Artinya, naik signifikan," jelas Dedi.

Dedi menekankan, peningkatan pemilih Golkar yang memilih Jokowi-Ma'ruf seharusnya diapresiasi sebagai sebuah prestasi untuk para kader dan simpatisan Golkar karena berhasil mengubah pemilih Golkar yang dulu mendukung Prabowo Subianto menjadi pendukung Jokowi. "Bisa sampai 66 persen menuju 70 persen lebih, sudah sangat bagus, harusnya diapresiasi," tegas Dedi.

Dedi juga mengatakan, persentase partisipasi pemilih Golkar ke pasangan calon presiden-wakil presiden (capred-cawapres) nomor urut 01 itu tidak bisa dibandingkan dengan pemilih PDIP yang bisa dipastikan memilih Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019.

Sebab, kata Dedi, sosok Jokowi sudah terasosiasi dengan PDIP. "Karena Pak Jokowi pasti memiliki dampak politik bagi elektabilitas PDIP," tandasnya.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.6678 seconds (0.1#10.140)