UBN: Pilihlah Calon yang Berpihak pada Kepentingan Umat dan Bangsa

Rabu, 30 Januari 2019 - 06:40 WIB
UBN: Pilihlah Calon yang Berpihak pada Kepentingan Umat dan Bangsa
Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) mengimbau umat Islam tidak golput dalam Pemilihan Umum ( Pemilu ) Serentak 17 April 2019.

"Kami mengimbau agar seluruh umat Islam agar tidak golput dan (agar) menggunakan hak pilihnya dengan memilih calon yang berpihak pada kepentingan umat dan kepentingan bangsa," tutur Sekretaris Jenderal MIUMI Ustaz Bachtiar Nasir dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (29/1/2019).

MIUMI juga mengingatkan agar umat Islam tidak mau dijadikan sekadar pemanis saat pemilu. Menurut dia, umat Islam sebagai pemilih terbesar sangat menentukan nasib umat dan bangsa dalam Pilpres, Pileg, dan Pemilihan DPD 2019.

"Jangan sampai kita hanya dibutuhkan ketika pesta demokrasi saja. Pilihlah calon yang berpihak pada kepentingan umat dan bangsa," tandas Ustaz Bachtiar Nasir atau biasa disapa UBN ini.

Umat Islam juga diminta untuk tidak memilih pribadi, kelompok atau organisasi yang anti-Islam dan tidak memperhatikan kepentingan umat. "Kita harus cerdas menentukan pilihan, jangan sampai salah pilih," sambungnya.

Komunitas cendekiawan dan ulama muda itu juga mengajak umat Islam agar tetap menjaga persaudaraan dan persatuan. Jangan ada perpecahan, apalagi hanya karena pileg dan pilpres.

"Kami mengajak semua umat Islam agar menjaga persaudaraan dan persatuan atas dasar sesama muslim dan sesama bangsa. Jangan pecah belah karena masalah politik," tutur Bachtiar.

Dia juga mengimbau umat Islam tidak saling menyerang hanya karena berbeda pilihan. Jangan pula menyerang ulama, lembaga keulamaan, ormas Islam dan lembaga Islam manapun. "Junjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika sebagaimana yang diajarkan Alquran dan Sunnah Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam," serunya

Bachtiar menegaskan, Islam dan politik tidak dapat dipisahkan bahkan menjadi satu kesatuan yang integral. Karena itu, kata dia, umat Islam menolak sekularisme dan liberalisme yang hendak memisahkan Islam dengan politik kebangsaaan.

Dia menjelaskan, ada tiga kerangka dasar Islam yaitu Akidah, Syariah, dan Akhlak yang telah menjadi sendi bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sejak awal berdirinya. Bahkan, menjadi bagian tidak terpisahkan dari Pancasila dan UUD 1945.

"Karenanya kami menolak narasi pemisahan agama dan politik, karena Islam sudah menjadi dalam kehidupan berbangsa dan negara," tambah Ustaz Zaitun Rasmin, Wakil Ketua MIUMI.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.3786 seconds (0.1#10.140)