Kompleks Pemda KBB dan Saguling Dipasangi Alat Pendeteksi Gempa

Selasa, 29 Januari 2019 - 22:15 WIB
Kompleks Pemda KBB dan Saguling Dipasangi Alat Pendeteksi Gempa
Kabid Pencegahan Kesiapsiagaan BPBD KBB Agus Rudianto. Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Kompleks perkantoran Pemda Kabupaten Bandung Barat (KBB) di Desa Mekarsari, Kecamatan Ngamprah merupakan objek vital yang jadi tempat bekerja sekitar 9.000 pegawai.

Karena itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB berencana memasang alat pendeteksi gempa di kompleks Pemda KBB yang berfungsi sebagai early warning system atau sistem peringatan dini ketika terjadi gempa.

"Kami mendapatkan bantuan alat pendeteksi gempa dan rencananya akan dipasang di kompleks pemda," kata Kabid Pencegahan Kesiapsiagaan BPBD KBB Agus Rudianto, Selasa (29/1/2019).

Agus mengemukakan, BPBD KBB mendapatkan bantuan dua alat pendeteksi gempa dari BPBD Jawa Barat dan BMKG. Satu lagi alat pedeteksi gempa itu akan dipasang di objek vital Waduk Saguling.

Alasan Waduk Saguling dipilih karena termasuk obyek vital. Jika Waduk Saguling jebol akibat getaran gempa, akan menjadi ancaman bagi ribuan warga di sekitarnya.

Saat pertemuan dengan BPBD Jawa Barat dan BMKG, ujar dia, BPBD KBB diminta untuk mencari titik koordinat bagi penempatan alat yang berasal dari Jepang tersebut.

KBB dipilih sebagai lokasi alat pendeteksi gempa karena sebagian wilayahnya berada di kawasan sesar atau patahan Lembang yang rawan terjadi gempa. "Dengan adanya alat ini diharapkan bisa mengurangi risiko korban jiwa dan kerusakan harta benda yang besar saat gempa terjadi," ujar dia.

Agus menuturkan, keberadaan Patahan Lembang yang membentang sepanjang 22 kilometer melintasi Kecamatan Lembang, Parongpong, Cisarua, Ngamprah, hingga Padalarang, harus diantisipasi sejak dini.

Hasil pendataan Institut Teknologi Bandung (ITB) terdapat 94 sekolah yang berada pada radius 1 kilometer dari Patahan Lembang. Sementara jarak kompleks perkantoran Pemda KBB ke Patahan Lembang lebih dari 1 kilometer.

Untuk itu pihaknya juga gencar melakukan sosialisasi, seperti desa tangguh bencana, sekolah siaga bencana, dan gladi simulasi. Kegiatan sosialisasi dilaksanakan secara door to door ke sekolah yang berjarak 1 kilometer dari Patahan Lembang.

"Bukan hanya teori, kami juga menggelar simulasi di tiap sekolah. Seperti menganjurkan masuk ke kolong meja dan lindungi kepala dengan tas, jauhi tempat atau bangunan yang rawan roboh, dan lain-lain," pungkas Agus.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1406 seconds (0.1#10.140)