Pasien DBD di RSUD Cikalong Wetan Terus Bertambah

Sabtu, 26 Januari 2019 - 15:22 WIB
Pasien DBD di RSUD Cikalong Wetan Terus Bertambah
Salah seorang pasien DBD yang sedang menjalani perawatan di RSUD Cikalong Wetan, KBB, Jawa Barat. Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Jumlah pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) yang dirawat di RSUD Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, terus bertambah. Jika sebelumnya hanya 12 pasien yang menjalani rawat inap, kini menjadi 15 pasien.

"Per hari ini ada pasien baru yang masuk sehingga totalnya ada 15 orang. Secara keseluruhan sepanjang Januari sudah ada 56 pasien DBD baik yang menjalani rawat jalan maupun rawat inap," kata Direktur RSUD Cikalong Wetan Ridwan A. Putra, Sabtu (26/1/2019).

Ridwan menyebutkan, jika dihitung sejak bulan Desember total ada 143 pasien DBD yang ditangani di RSUD Cikalong Wetan. Terbanyak di bulan Desember 2018 ada sebanyak 87 orang ditambah Januari ini 56 orang. Sebagian besar pasien berasal dari kelompok usia sekolah sehingga memunculkan dugaan bahwa mereka terkena DBD saat berada di lingkungan sekolah.

Umumnya pasien yang dirawat di RSUD Cikalong Wetan berasal dari sekitar Kecamatan Cikalong Wetan yakni Cipeundeuy, Cipatat, dan juga Darangdan, Kabupaten Purwakarta. Ini dikarenakan Cikalong Wetan termasuk daerah endemik DBD dan pada musim hujan seperti ini kasusnya selalu mengalami peningkatan. Banyaknya genangan air menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti.

Sementara itu Dede Endang Ridwan (52) dan anaknya, Muhamad Rifki (13) sudah empat hari mendapat perawatan intensif di RSUD Cikalong Wetan. Warga Kampung Sirnaraja RT 04/12, Desa Mandalasari, Kecamatan Cikalong Wetan ini positif terkena DBD.

"Pertama sakit suami yang merasakan gejala panas dan keesokan harinya anak saya Rifki yang mengalami gejala serupa. Khawatir terjadi apa-apa saya bawa ke rumah sakit dan memang positif DBD," kata sang istri, Repi.

Dia yang tinggal bertiga bersama suami dan anak bungsunya itu terpaksa selama menunggu di rumah sakit harus berpindah-pindah ruangan. Terkadang menunggu suaminya yang dirawat di bangsal dewasa dan anaknya di ruang rawat anak. Meski panas suami dan anaknya sudah mulai turun, dia masih mencemaskan kondisi trombosit keduanya yang masih rendah.

"Saya berharap Dinas Kesehatan segera melaksanakan fogging atau pengasapan, ini untuk mencegah penyebaran penyakit DBD," pungkasnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1354 seconds (0.1#10.140)