DBD Mewabah di Cikalongwetan, Dinkes Siap Lakukan Fogging

Kamis, 24 Januari 2019 - 21:39 WIB
DBD Mewabah di Cikalongwetan, Dinkes Siap Lakukan Fogging
Kepala Dinkes KBB Hernawan Widjajanto. Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat (KBB) siap melakukan fogging atau pengasapan di sejumlah wilayah termasuk Kecamatan Cikalongwetan yang warganya banyak terserang penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Hal itu dikatakan Kepala Dinas Kesehatan KBB, Hernawan Widjajanto menyikapi adanya temuan 12 warga Cikalongwetan yang terserang DBD secara bersamaan dan kini dirawat di RSUD Cikalongwetan.

"Cikalongwetan memang merupakan salah satu daerah endemis DBD di KBB. Bulan ini saja, dari 238 orang yang ter-suspect DBD, Kecamatan Cikalongwetan adalah yang terbanyak yakni 76 orang, diikuti Cililin 27, Ngamprah 26, Parongpong 20, dan sisanya tersebar di kecamatan lain," kata Hernawan saat ditemui di kantornya, Kamis (24/1/2018).

Menurut dia, dengan tingginya angka suspect DBD di Cikalongwetan, pihaknya akan melakukan fogging di beberapa desa dan RW khususnya yang pernah muncul ada penderita DBD.

Fogging hingga kini sudah dilakukan sebanyak enam kali seperti di wilayah Padalarang dan Cikalongwetan. Fogging bisa dilakukan atas permintaan warga dan juga atas penyelidikan epidemiologi yang dilakukan Dinkes KBB jika di suatu daerah diketahui banyak terdapat jentik nyamuk Aedes Aegypti.

Selain itu, ujar dia, Dinkes KBB melakukan upaya preventif dengan meminta warga agar senantiasa menjaga lingkungannya dengan 3M plus. Yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, mengubur atau mendaur ulang barang-barang bekas yang tak terpakai, serta menabur debu abate. Sebab karakteristik nyamuk ini bertelur di genangan air bersih yang tidak bersentuhan dengan tanah.

"Fogging ini gratis dan memang permintaan sekarang mulai meningkat. Kami juga meminta Puskesmas agar menggerakan lagi Jumantik (Juru Pemantau Jentik) minimal di setiap keluarga ada satu orang agar bisa mengamati lingkungannya," ujar dia.

Disinggung apakah KBB sudah masuk kategori Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD, Hernawan menyebutkan belum masuk kategori itu. Meskipun selama Januari 2019 ada 238 yang susfect DBD dan yang meninggal dua orang, yakni warga Jayamekar Padalarang, dan Babakan Cihanjuang, Parongpong, tapi belum memenuhi kriteria untuk disebut KLB.

Sementara tahun lalu tercatat ada sebanyak 1.146 orang yang terserang DBD dan dua di antaranya meninggal dunia. "Kalau sekarang belum masuk KLB, karena indikatornya peningkatan kasus tiga kali lipat dibandingkan sebelumnya, dan dari yang belum ada kasus menjadi ada. Pastinya setiap ada laporan masuk kami langsung tangani kurang dari 24 jam," pungkas Hernawan.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.2812 seconds (0.1#10.140)