Pemprov Jabar Sinkronisasi Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung dan LRT

Selasa, 22 Januari 2019 - 21:42 WIB
Pemprov Jabar Sinkronisasi Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung dan LRT
Sekda Jabar Iwa Karniwa memimpian rapat proyek kereta cepat Jakarta-Bandung di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (22/1/2019). Foto/Istimewa
A A A
BANDUNG - Pemprov Jawa Barat melakukan sinkronisasi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dengan light rapid transit (LRT) Bandung Raya untuk mewujudkan konektivitas dua moda transportasi massal itu.

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa mengatakan, progres pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung menunjukkan perkembangan yang signifikan.

Pemprov Jabar akan melakukan empat langkah untuk sinkronisasi proyek kereta api cepat dengan LRT Bandung Raya. LRT Bandung Raya sendiri menjadi salah satu solusi moda transportasi antarkawasan terintegrasi yang bisa mengurangi high cost economy terkait logistik.

"Sesuai dengan arahan Pak Gubernur, langkah pertama adalah melakukan konektivitas. Tentu harus nyambung dengan LRT Bandung Raya yang meliputi Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten, Bandung dan sebagian Kabupaten Sumedang," jelas Iwa seusai rapat terkait proyek kereta cepat Jakarta-Bandung di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (22/1/2019).

Menurut Iwa, setelah dilakukan kajian oleh Tim Akselerasi Pembangunan Jabar, pihak pengembang proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dan Dinas Perhubungan (Dishub) Jabar, pembangunan LRT Bandung Raya ternyata tidak sesuai jika menggunakan konsep business to business.

"Ini yang kedua, dari pertemuan tadi terdapat satu usulan dari berbagai studi ternyata untuk konsep bussines to bussines itu tidak masuk. Jadi sudah diusulkan kalau polanya KPBU," kata Iwa.

"Sudah dimatangkan oleh Dishub terkait trase dari Tegalluar ke beberapa trase di Bandung Raya yang sudah diusulkan ke Kementerian Perhubungan," tambahnya.

Langkah ketiga, lanjut Iwa, adalah melakukan konsolidasi dengan beberapa pihak agar terjadi kesepahaman antarpihak, sehingga masing-masing pihak dapat menjalankan tugasnya secara maksimal.

"Keempat, perlu diadakannya rapat dengan beberapa pihak terkait dimana sebelumnya akan dibuat paper atau laporan berisikan progres yang sudah dilakukan dari tahun 2014 hingga saat ini dan apa yang akan dilakukan selanjutnya," kata Iwa.

Lebih jauh Iwa mengatakan, pembangunan kereta cepat akan menciptakan transit oriented development (TOD) dengan total panjang sekitar 142,3 kilometer, mulai dari Bandara Halim Perdana Kusuma di Jakarta (kilomeret 0), Karawang (kilometer 41), lalu Walini (kilometer 96), dan Tegalluar (kilometer 142).

"Apabila nanti dilanjutkan ke Bandara Kertajati, dibutuhkan sekitar 70 kilometer lagi," imbuh Iwa.

Iwa berharap, proyek kereta cepat berjalan lancar. Terlebih, penetapan lokasi (penlok) pun sudah dilakukan dan secara fisik sudah mulai nampak.

"Rencananya, kereta cepat Jakarta-Bandung ini berkapasitas 583 orang dan mampu melaju 350km/jam. Sehingga jarak tempuh hanya memerlukan waktu 35 menit," tandas Iwa.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.4935 seconds (0.1#10.140)