Olah Sampah, Pemda KBB Gandeng ITB

Kamis, 17 Januari 2019 - 16:55 WIB
Olah Sampah, Pemda KBB Gandeng ITB
Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna saat peletakan batu pertama pembangunan tempat pengolahan sampah dengan teknologi mesin insenerator ramah lingkungan di Desa Gudang Kahuripan, Kecamatan Lembang, KBB, Kamis (17/1/2019). Foto/SINDOnews/Adi H
A A A
BANDUNG BARAT - Pemda Kabupaten Bandung Barat (KBB) menjalin kerja sama dengan pihak Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam pengolahan sampah berbasis teknologi ramah lingkungan. Desa Gudang Kahuripan, Kecamatan Lembang, menjadi percontohan program pengurangan sampah dengan teknologi mesin insenerator yang dibuat oleh peneliti dari ITB.

"Ini menjadi percontohan dalam penanganan sampah. Kalau di sini (Desa Gudang Kahuripan) berhasil maka sistem ini akan diterapkan di desa lainnya di KBB," kata Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna saat peletakan batu pertama bangunan pengolahan sampah di Desa Gudang Kahuripan, Kecamatan Lembang, Kamis (17/1/2019).

Aa Umbara menargetkan, pembangunan gedung bisa selesai dalam dua bulan. Anggaran pembangunannya yang mencapai Rp400 juta tidak memakai dana APBD, tapi dari bantuan CSR sejumlah perusahaan yang ada di Lembang. Jika ini sukses maka bisa dikelola oleh BUMDes, sehingga selain mengurangi beban sampah yang harus dibuang bisa menjadi sumber pendapatan baru bagi pemerintah desa.

"Sampah kan selalu jadi masalah terutama di tempat-tempat wisata seperti Lembang. Saya ingin wilayah Lembang bebas dari sampah dan ini salah satu solusinya. Apalagi kalau berhasil, bisa meningkatkan PAD desa yang ditargetkan bisa mencapai Rp1 miliar/tahun," ucapnya.

Pencipta mesin 'Insenerator HK 2010' yang juga peneliti ITB Henky Pudjoraharjo menyebutkan, sebelum di KBB mesin miliknya ini sudah dipakai di Makassar, Mamuju, dan Majene. Mesin ini mampu mereduksi sampah hingga 98% dan sisa sampahnya bisa diolah untuk pembuatan produk lain, seperti batu bata. Sampah organik maupun anorganik bisa diolah dengan kapasitas produksinya mencapai 1 ton/hari.

"Mesin ini cara kerjanya sederhana dan hanya butuh tiga orang operator untuk mengoperasikannya. Proses penghancurannya untuk satu kubik bisa selesai dalam satu jam," sebutnya.

Kepala Desa Gudang Kahuripan Agus Karyana menyebutkan, lokasi yang dipakai untuk tempat mesin insenerator adalah tanah desa. Dirinya yakin kebutuhan sampah yang akan diproses mesin ini bisa tercapai mengingat produksi sampah per RW di wilayahnya mencapai 1 ton/hari. Ini dikarenakan selain sampah rumah tangga, banyaknya destinasi wisata membuat sampah di wilayahnya cukup melimpah.

"Di kami ini total ada 15 RW yang produksi sampahnya sebulan bisa mencapai 60 ton. Semoga dengan adanya mesin pengolah sampah membuat Lembang khususnya Gudang Kahuripan bersih dari sampah," kata dia.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.8426 seconds (0.1#10.140)