ITB Sukses Kembangkan Alat Pendeteksi Badai Padang Pasir

Rabu, 16 Januari 2019 - 22:43 WIB
ITB Sukses Kembangkan Alat Pendeteksi Badai Padang Pasir
Pengunjung Festival Janadriyah ke-33 di Riyadh, Arab Saudi melihat aplikasi pendeteksian badai pasir karya tim pakar dari ITB. Foto/Istimewa
A A A
BANDUNG - Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil mengembangkan alat pendeteksi badai gurun di padang pasir dengan akurasi hingga 85%. Sistem tersebut diharapkan bisa digunakan negara-negara di Timur Tengah, seperti Arab Saudi.

Aplikasi bernama Hidrometeorological Hazard Early Warning System (H-HEWS) itu merupakan karya dosen ITB Dr Armi Susandi beserta tim. Alat tersebut juga telah mengikuti Festival Janadriyah ke-33 di Riyadh, Arab Saudi. Response pengunjung cukup bagus, mengingat bencana badai pasir kerap terjadi di Arab Saudi.

Dalam siaran persnya ITB, sistem tersebut dapat memberikan informasi prediksi badai pasir, gelombang panas, hujan lebat dan cuaca ekstrim lainnya dengan tingkat keakuratan mencapai 85%. Bahkan, sistem tersebut bisa memprediksi tiga hari ke depan per tiga jam.

Menurut dia, fitur utama dalam sistem tersebut adalah memprediksi temperatur, curah hujan, arah dan kecepatan angin, kelembaban, dan tekanan udara. Serta fitur warning bencana untuk potensi bencana badai pasir, angin kencang, gelombang panas, dan hujan lebat.

Sistem tersebut juga sudah berbahaya arab. "Kenapa kita buatkan khusus, sebab demi mewujudkan ITB sebagai entrepreneurial university, menghilirkan produk teknologi kita sehingga dipakai oleh masyarakat," katanya.

Aplikasi tersebut dapat memprediksi badai dengan menggunakan satelit. Namun, kata dia, nantinya akan dikombinasikan dengan data lapangan setelah kerjasama terjalin. Menurutnya, aplikasi tersebut memiliki tingkat keakuratan sangat baik karena daerah Arab Saudi tidak banyak memiliki gunung dan lembah.

"Prediksi di wilayah padang pasir itu lebih gampang dari pada di wilayah kepulauan. Bahkan alatnya itu pun bisa dikembangkan dengan sampai akurasi perkilometer. Namun perlu server yang lebih besar. Tergantung nanti permintaan dari Arab Saudi," ucapnya.

Armi mengemukakan, aplikasi tersebut dibuat baru bisa dioperasikan lewat website (komputer), pengembangan selanjutnya akan dibuat aplikasi khusus yang bisa digunakan di android dan iOS. Saat, aplikasi tersebut sedang dalam proses paten HAKI.

Meskipun yang dipamerkan masih berupa prototipe, namun menurut Dr. Armi, sudah berfungsi 80 persen. Bahkan saat pameran, sudah diuji coba langsung.

"Sistem ini dirancang untuk digabung dengan data lainnya. Misalnya data kependudukan, data rumah sakit, data sungai, data rumah, jalan, dan lainnya. Ini produk ITB dan kita membangunnya hanya dua minggu sebelum festival ini," tandas dia.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.3639 seconds (0.1#10.140)