Tanggapi Prabowo, Dedi Mulyadi: Baru Saat Ini Gaji Dokter di Indonesia Sangat Besar

Rabu, 16 Januari 2019 - 16:30 WIB
Tanggapi Prabowo, Dedi Mulyadi: Baru Saat Ini Gaji Dokter di Indonesia Sangat Besar
Ketua TKD Jokowi-Maruf Jabar Dedi Mulyadi. Foto/Istimewa
A A A
BANDUNG - Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Joko Widodo-Ma'ruf Amin (Jokowi-Ma'ruf) Jawa Barat Dedi Mulyadi membantah pernyataan Calon Presiden Nomor Urut 02 Prabowo Subianto yang menyebut gaji juru parkir lebih besar ketimbang gaji dokter.

Dedi Mulyadi pun menyampaikan besaran gaji dokter yang sebenarnya. Menurut dia, gaji dokter harus dilihat berdasarkan kualifikasi masing-masing dokter. Faktanya, kata Dedi, terdapat kualifikasi dokter spesialis maupun dokter umum.

"Sebenarnya baru saat ini gaji dokter di Indonesia sangat besar dalam setiap bulannya. Selain gaji, mereka itu mendapatkan jasa medis dari pemeriksaan pasien. Kalau tidak percaya, silakan cek," ungkap Dedi saat ditemui di kawasan Tajug Gede, Cilodong, Bungursari, Purwakarta, Rabu (16/1/2019).

Ketua DPD Golkar Jabar itu menjelaskan salah satu kebijakannya saat menjabat Bupati Purwakarta. Dedi menyebutkan, gaji dokter saat itu mencapai minimal Rp7,5 juta per bulan. Jumlah tersebut dapat bertambah jika pasien terus berkurang dalam setiap bulannya.

"Kalau pasien berkurang, artinya masyarakat sehat, kami berikan insentif khusus. Para dokter kan juga buka praktik. Kita juga paham lah, banyak juga perusahaan obat yang mendukung kinerja para dokter," katanya.

Dedi tidak memungkiri, masalah timbul saat jumlah lulusan fakultas kedokteran setiap tahunnya. Lulusan baru itu sangat perlu diserap oleh berbagai sektor, mulai rumah sakit negeri maupun swasta. Karenanya, Dedi pun pernah menerapkan sistem tenaga harian lepas (THL) untuk para dokter.

"Antrean untuk menjadi dokter THL saja membeludak saat itu. Ini menandakan banyak sekali para dokter lulusan baru. Kalau di rumah sakit negeri di Purwakarta, mereka dapat Rp3 juta per bulan karena masih THL ya. Kalau di swasta itu pasti sesuai dengan upah mininum," jelasnya.

Sebagai politisi, Dedi memahami langkah Prabowo melontarkan isu untuk menarik simpati berbagai kalangan. Menurut Dedi, mantan Danjen Kopassus itu tengah membidik calon pemilih dari kalangan profesi dokter.

Meski begitu, dia berharap, Prabowo memberikan data konkret terkait berbagai pernyataan yang dia lontarkan dalam rangka menciptakan suasana kondusif di tengah masyarakat dan agar tidak salah data dalam memahami kebijakan.

"Datanya harus lengkap. Kalau pakai data, itu bisa jadi memuji Pak Jokowi, gaji dokter di puskesmas itu malah Rp15 juta-Rp20 juta setiap bulan. Saya sih memandang ini bagian dari strategi Pak Prabowo menarik simpati para dokter. Tapi sekali lagi, datanya harus valid," tandasnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4084 seconds (0.1#10.140)