Ridwan Kamil Janji Bantu Korban Trafficking Lanjutkan Sekolah

Kamis, 10 Januari 2019 - 17:23 WIB
Ridwan Kamil Janji Bantu Korban Trafficking Lanjutkan Sekolah
Ketua Tim PKK Jabar Atalia Praratya dan Gubernur Jabar Ridwan Kamil berbicara soal trafficking dalam kegiatan Japri di Gedung Sate, Kamis (10/1/2019). Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berjanji membantu korban human trafficking (perdagangan orang) asal Jabar untuk melanjutkan sekolah setinggi-tingginya.

Menurut Gubernur yang akrab disapa Emil itu, korban trafficking umumnya memiliki latar belakang ekonomi yang kurang beruntung. Dengan kondisi tersebut, kata Emil, negara harus hadir membantu para korban trafficking.

"Pertama, kita bantu batinnya lalu kita akan bantu mereka melanjutkan sekolah hingga selesai," ujar Emil dalam kegiatan Jabar Punya Informasi (Japri) yang mengangkat tema 'Trafficking' di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (10/1/2019).

Bantuan tersebut siap diberikan karena korban trafficking umumnya anak-anak di bawah umur dan terpaksa meninggalkan bangku sekolah untuk membantu ekonomi keluarganya.

Emil melanjutkan, persoalan ekonomi menjadi faktor utama kasus trafficking. Keterbatasan ekonomi membuat para korban terjebak dalam bujuk rayu orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

"Mereka terjebak iming-iming bekerja dengan penghasilan yang tinggi, misalnya menjadi seorang pemandu lagu di tempat karoke. Tanpa sadar, mereka juga jadi korban perbudakan seks," paparnya.

Karenanya, Emil mengimbau masyarakat Jabar, khususnya kalangan remaja agar waspada terhadap setiap ajakan atau tawaran pekerjaan dengan iming-iming pendapatan yang fantastis dan bekerja jauh di luar daerah tempat tinggalnya.

"Kalau ada orang-orang yang iming-imingi pekerjaan dengan gaji fantastis dan di luar wilayahnya harus curiga, kedua harus cek," tegas Emil.

Emil mengatakan, Pemprov Jabar telah memiliki sejumlah program penguatan ekonomi dan keluarga, agar kasus trafficking di Jabar dapat ditekan. "Jabar ini masalahnya ketimpangan, berbagai ketimpangan terjadi di Jabar," ujarnya.

Dia meyakinkan, perekonomian masyarakat Jabar akan meningkat melalui sejumlah program yang kini telah berjalan, seperti program Satu Desa Satu Perusahaan, Kredit Mesra, hingga Desa Digital untuk membantu generasi milenial dalam aktivitas ekonominya. "Diharapkan, tidak ada lagi ibu ibu jadi TKW, tidak ada lagi anak-anak yang diimingin-imingi," harap Emil.

Emil menambahkan, agar kasus trafficking tak terulang, diperlukan juga penguatan keluarga. Menurutnya, keluarga yang harmonis dapat menjadi benteng yang kuat. Karenanya, pihaknya pun telah menggagas program Sekoper Cinta.

Tidak hanya itu, bagi masyarakat Jabar yang membutuhkan informasi sekaligus menyampaikan keluhan hingga melaporkan hal-hal yang janggal dan mencurigakan, pihaknya telah memiliki Jabar Quick Respons. "Jadi, hulunya lakukan pencegahan, ujungnya juga responsif," tandas Emil.

Di tempat yang sama, Ketua TP PKK Jabar Atalia Praratya berharap, setiap pihak lebih bersinergi untuk memberantas trafficking. Sebab, hingga kini, data trafficking dari kabupaten/kota belum sinkron dengan yang tercatat di provinsi.

"Kalau yang selama ini saya pantau, ini data dari provinsi ini tidak terlalu me-link dengan apa yang terjadi di kota dan kabupaten," ujar Atalia.

Istri Emil ini pun menilai, belum terjadi kolaborasi yang utuh dari setiap stakeholder maupun organisasi perlindungan anak dan perempuan. Sehingga, para korban trafficking kerap kebingungan melaporkan kasus yang menimpanya.

"Insya Allah dalam waktu dekat kita akan duduk bersama-sama, termasuk dengan para dewan pakar yang mereka peduli dengan perlindungan anak," katanya.

Atalia menilai, remaja sangat rawan menjadi korban trafficking mengingat perkembangan teknologi yang semakin mudah diakses. Terlebih, Pemprov Jabar pun mencanangkan program, seperti Desa Digital yang justru dikhawatirkan bisa mendorong terjadinya trafficking.

"Saya khawatir dengan nanti masuknya online atau gawai-gawai yang masuk di pedesaan itu akan mendorong, tapi saya kira selama ketahanan keluarga itu muncul, bahwa setiap anak diberikan bekal yang baik, mereka akan ada filter sendiri supaya mereka memilah," jelasnya.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jabar Poppy Sophia Bakur menyebutkan, sebanyak 57 kasus trafficking terjadi di Jabar pada 2017. "Pada 2018 yang terlayani ada 23 kasus. Hampir setengahnya ada penurunan," katanya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.1361 seconds (0.1#10.140)