Zona Merah COVID-19 Kabupaten Bogor Meluas, Kasus Orang Tanpa Gejala Sulit Dideteksi

Minggu, 19 April 2020 - 10:55 WIB
loading...
Zona Merah COVID-19 Kabupaten Bogor Meluas, Kasus Orang Tanpa Gejala Sulit Dideteksi
Bupati yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Bogor Ade Yasin. Foto/Dok/SINDOnews
A A A
BOGOR - 16 dari 40 kecamatan di Kabupaten Bogor sudah masuk dalam Zona Merah COVID-19 karena ditemukan kasus positif virus Corona. Bupati Bogor yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Bogor Ade Yasin pun mengaku, kesulitan mendeteksi Orang Tanpa Gejala (OTG).

“Sampai tanggal 17 April 2020, sudah 16 kecamatan masuk zona merah COVID-19. Apalagi sekarang ada yang disebut OTG atau orang tanpa gejala. OTG adalah orang sudah tertular corona tetapi tidak menunjukkan gejala sudah tertular seperti batuk, pilek, demam, sesak dan lain sebagainya,” katanya dalam keterangan tertulis, Minggu (19/4/2020).

Adapun kecamatan yang masuk zona merah, adalah Kecamatan Cibinong ada 12 orang positif Corona, Gunungputri (9 orang), Bojonggede (8 orang), Cileungsi (7 orang), Ciampea (4 orang), Babakanmadang (2 orang), Citereup (2 orang), Kemang (2 orang), Parungpanjang (2 orang), Tajurhalang (2 orang), Ciawi, Ciomas, Ciseeng , Gunungsindur, Jonggol, dan Leuwisadeng, masing-masing satu orang.

Ade Yasin mengatakan, angka kasus COVID-19 di Kabupaten Bogor dalam sepekan terakhir terus mengalami peningkatan. Dia mengakui jika tidak ada upaya-upaya serius, khawatir jumlah warga Kabupaten Bogor yang terkonfirmasi positif corona akan terus bertambah.

"Pada 10 April ada 29 orang positif corona, 11 April 33 orang, 12 April 36 orang, 13 April 38 orang, 14 April 45 orang, 15 April 50 orang, 16 April 52 oang, dan 17 April 56 orang. Setiap hari ada yang tertular," ujarnya. (Baca juga; 8 Jam Sehari Tangani Pasien Corona, Tugas Kuliah Dibereskan Belakangan )

Saat ditanya alasan pihaknya tak memunculkan data jumlah OTG yang diperkirakan jumlahnya cukup tinggi seperti daerah lain, Ade mengaku kesulitan karena OTG sulit dideteksi. “Hebat dong kalau bisa mendeteksi OTG, berarti sudah nggak perlu lagi social distancing atau psysical distancing. Di kita ada yang positif tapi kondisinya bagus, seperti OTG. Tapi sudah masuk ke hitungan orang yang positif," katanya.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1039 seconds (0.1#10.140)