Marak Bencana Alam di Indonesia, Pariwisata Pangandaran Kena Imbas

Selasa, 08 Januari 2019 - 16:39 WIB
Marak Bencana Alam di Indonesia, Pariwisata Pangandaran Kena Imbas
Pantai di Pangandaran, Jawa Barat. Foto/SINDOnews/Syamsul Maarif
A A A
PANGANDARAN - Bencana alam yang belakangan ini sering terjadi di Indonesia berdampak pada menurunnya kunjungan wisata ke Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Pernyataan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pangandaran mendapat reaksi dari berbagai pihak terutama dari pelaku usaha jasa wisata.

Dalam pemberitaan sebelumnya, Kepala BPBD Kabupaten Pangandaran Nana Ruhena menyatakan Pangandaran masuk peringkat ke 16 daerah rawan bencana se-Indonesia dan peringkat ke-5 daerah rawan bencana se-Jawa Barat.

Nana Ruhena mengatakan, BPBD wajib menginformasikan jika terjadi informasi bencana yang bersumber dari BMKG. "Secara prosedur dan tahapan yang memiliki alat deteksi bencana adalah BMKG," kata Nana.

Nana menambahkan, pihaknya hanya menginformasikan ke publik hasil dari BMKG, salah satunya melalui Pusdalops PB Pangandaran. "Informasi dari BMKG kami sampaikan agar masyarakat waspada terhadap ancaman bencana," tambahnya.

Upaya yang telah dilakukan oleh BPBD dalam menyikapi status peringkat rawan bencana secara nasional dan regional dengan memberikan wawasan kebencanaan ke masyarakat bahkan siswa sekolah.

"Tugas kami wajib menyampaikan informasi kebencanaan, kesiapsiagaan menghadapi bencana dan penanganan darurat bencana," papar Nana.

Di tempat terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran Undang Sobharudin mengatakan, dengan banyaknya kejadian bencana di berbagai daerah, termasuk Pangandaran, banyak calon pengunjung yang membatalkan datang ke Pangandaran.

"Calon pengunjung yang datang ke Pangandaran rata-rata menuju lokasi wisata pantai," kata Undang.

Terjadinya tsunami di Selat Sunda sangat berpengaruh pada minat kunjungan wisatawan datang ke Pangandaran. "Padahal banyak objek wisata di Kabupaten Pangandaran, pengunjung bisa datang ke Pangandaran dengan mengunjungi lokasi wisata nonpantai," tambahnya.

Undang menyadari kurangnya promosi objek wisata yang ada. Sehingga, kala terjadi bencana alam di daerah lain, calon wisatawan juga enggan datang ke pantai di Pangandaran. "Butuh waktu lama untuk memulihkan kepercayaan publik bahwa Pangandaran aman untuk dikunjungi," kata Undang.

Menurunnya kunjungan wisata sangat berpengaruh pada pelaku usaha jasa wisata seperti hotel, restoran, dan pedagang yang menggantungkan hidup dari pengunjung.

"Satu sisi kita mempromosikan wisata tetapi kondisi alam sering terjadi bencana, ditambah dengan ulah nakal penyebar hoaks yang dilakukan oleh yang tidak bertanggung jawab," jelasnya.

Undang mengajak seluruh masyarakat bijak dalam memberikan informasi, terutama para pengguna media sosial dalam memberikan informasi kebencanaan karena banyak calon pengunjung yang takut berkunjung ke Pangandaran.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.5023 seconds (0.1#10.140)