Operasi SAR Gabungan Longsor Cisolok Resmi Dihentikan

Minggu, 06 Januari 2019 - 23:39 WIB
Operasi SAR Gabungan Longsor Cisolok Resmi Dihentikan
Konferensi pers penutupan operasi SAR gabungan di lokasi longsor Kampung Cimapag, Desa Sirnaresmi, Cisolok, Sukabumi. Foto/ISTIMEWA/Basarnas
A A A
SUKABUMI - Operasi search and rescue (SAR) gabungan di lokasi bencana longsor Kampung Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi resmi dihentikan Minggu (6/1/2019) malam atau hari ke-7 pascabencana.

Korban terakhir yang ditemukan sekitar pukul 08.50 WIB, Minggu (6/1/2019) adalah Mak Uha (46) istri dari Madtuha. Sehingga total korban yang ditemukan 32 orang dari 33 korban yang diperkirakan meninggal dunia tertimbun tanah longsor.

Sedangkan satu korban yang belum ditemukan telah dicari sampai pukul 17.20 WIB, namun upaya tersebut tak berhasil. "97% dari total korban telah ditemukan," kata Danrem 061/Surya Kencana Kolonel TNI (Inf) Muhamad Hasan didampingi Dandim 0622/Sukabumi Letkol TNI (Inf) Haris Sukarman danKapolres Sukambumi AKBP Nasriadi, Minggu (6/1/2019).

Hasan mengemukakan, berdasarkan hasil rapat antara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukabumi, Basarnas, Polres Sukabumi, Kodim 0622/Sukabumi, Kepala Desa, dan keluarga korban, operasi pencarian dan penyelamatan yang telah dilaksanakan selama 7 hari sesuai prosedur tetap (protap), menyepakati penghentian operasi SAR.

"Kami telah mendapat restu dari para keluarga korban. Mereka juga telah mengikhlaskan satu korban yang belum ditemukan. Agar tidak dicari lagi oleh satgas SAR," ujar dia.

Meski operasi SAR telah dihentikan, tutur Danrem, BPBD Sukabumi masih berada di lokasi longsor selama tiga hari ke depan untuk melakukan pemetaan.

Selama operasi SAR berlangsung, tim SAR gabungan telah menemukan 32 korban dari 33 orang yang tertimbun tanah longsor. Ke-32 korban meninggal dunia itu antara lain, pada hari pertama atau Senin 31 Desember 2018, tim menemukan Hendra (38) dan Sasa (4).

Kemudian pada hari kedua, Selasa 1 Januari 2019, ditemukan delapan korban meninggal, antara lain Ukri (5) pukul 07.45 WIB, Riska (27) 08.40 WIB, Rita (15) 10.54 WIB, Yanti (38) 10.58 WIB, Ahudi (60) 11.15 WIB, Suryani (35) 13.47 WIB, Jumhadi (47) 15.58 WIB, dan Yami (26) 16.35 WIB.

"Sedangkan bayi Elan (3 bulan) yang ditemukan kritis pada Senin (31/12/2018) meninggal dunia pada Selasa (1/1/2019) sekitar pukul 06.00 WIB di RS Palabuhanratu," kata Humas Kantor SAR Bandung Joshua Banjarnahor.

Kemudian pada pencarian hari ketiga, Rabu (2/1/2019), tim SAR gabungan menemukan tiga korban meninggal tertimbun tanah longsor. Antara lain, Sukiman (70) 09.35 WIB, Umih (70) 09.36 WIB, dan Endu (43) 10.37 WIB.

Pada hari keempat pencarian, Kamis (3/1/2019), ditemukan lima jasad korban, Mulyani (60) 14.18 WIB, Madtuha (50) 17.20 WIB, Andra Maulana (8) 17.44 WIB, Adsa (45) 17.52 WIB, dan Sumiah (40) 18.12 WIB.

Sementara pada hari kelima pencarian, Kamis (4/1/2019), tim SAR gabungan menemukan dan mengevakuasi jasad Nanih/Enah (45) 15.51 WIB, Sugandi (41) 17.47, Artemah/Emah (85) 18.28, dan Ernawati/Elniawati (14) 19.02 WIB.

Hari keenam, tim SAR gabungan menemukan lima korban di sektor 3. Antara lain, Ecih (15) pukul 12.54 WIB.Ecih (15) pukul 12.54 WIB, Serly (3) 14.35 WIB, Sukiat (56) 14.40 WIB, Asep (38) 14.43 WIB, dan Lina wati (13) pukul 14.59 WIB.

Sedangkan pada hari ke-7, operasi tim SAR menemukakan, satu korban meninggal dunia atas nama Mak Uha (46), istri dari Madtuha (50).

Dengan penemuan korban meninggal tertimbun longsor, update jumlah korban meninggal 33 orang, tiga luka berat (dua sudah kembali ke rumah dan satu masih dirawat di RS Palabuhanratu), 64 warga Cimapag mengungsi, dan 32 rumah lenyap tertimbun tanah longsor.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 5.2203 seconds (0.1#10.140)