Genjot Ekspor Hortikultura, Mentan Siapkan Karpet Merah Bagi Eksportir

Jum'at, 04 Januari 2019 - 20:11 WIB
Genjot Ekspor Hortikultura, Mentan Siapkan Karpet Merah Bagi Eksportir
Mentan Andi Amran Sulaiman saat melepas ekspor 42 komoditas hortikultura dan manggis ke-12 negara di Desa Kamasan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Jumat (4/1/2019). Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG - Kementerian Pertanian (Kementan) memberikan peluang sebesar-besarnya kepada eksportir yang akan mengekspor produk pertanian lokal ke belahan negara manapun.

Hal ini dilakukan untuk menggenjot nilai ekspor dan membuat produk pertanian lokal bisa go internasional, sehingga upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan para petani dapat terwujud.

"Kami siapkan karpet merah untuk para eksportir hasil pertanian. Tidak hanya itu perizinan yang biasanya butuh waktu 13 hari bahkan hingga 3 bulan, kini bisa selesai dalam 3 jam," kata Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman setelah melepas ekspor hortikultura sayuran dan manggis ke China, Singapura, dan Hongkong oleh PT Alamanda Sejati Utama, di Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Jumat (4/1/2018).

Mentan mengemukakan, untuk mendapatkan izin ekspor bisa ditempuh melalui sistem online dan tanpa perlu tatap muka. Kementan juga telah mencabut 291 peraturan yang menghambat, reformasi birokrasi, dan penegakan hukum bagi mafia pangan agar keran ekspor pertanian bisa maksimal. Terbukti sudah ada 782 perusahaan yang diproses hukum dan 409 orang menjadi tersangka dalam kasus mafia pangan ini.

Amran mengungkapkan, ekspor hortikultura seperti sayuran, buah, dan bunga asal Indonesia memang sedang naik. Yakni meningkat 11,92% dengan nilai lebih dari Rp5 triliun di 2018 dengan total negara tujuan ke-113 negara.

Ekspor yang kali ini dilakukan mencakup 42 komoditas dan dikirim ke-12 negara yakni Singapura, Malaysia, Thailand, Hongkong, China, Dubai, Saudi Arabia, Pakistan, India, Bangladesh, dan Australia, New Zealand.

Ekspor sayuran dan hortikultura dari PT Alamanda direncanakan bisa mencapai sebanyak 200 ton/bulan dengan aneka jenis, yakni 12 komoditas sayuran, 29 buah-buahan, dan beberapa tanaman hias. Antara lain Baby Buncis 30 ton, Buncis 45 ton, selada Air 30 ton, Kentang 60 ton, Ubi Manis 20 ton, ditambah Petai 2 ton dan sayur lainnya.

Untuk buah non musim, ada Jambu Biji merah/ Pink Guava 2 ton, Rock Melon 20 ton, dan Salak 4 ton. Sementara buah musiman, yang diekspor Manggis 500 ton/musim dan Mangga 100 ton/musim.

"Sekarang ini ekspor pertanian oleh pemerintah terus dipermudah melalui kebijakan-kebijakan yang pro petani. Jika dulu manggis dari Indonesia harus transit dulu di Malaysia, Singapur, dan Thailand, tapi kini bisa direct ke negara tujuan," kata Amran di hadapan anggota Komisi IV DPR Cucun Ahmad Syamsurijal dan Erislan, Direjen Hortikultura Suwandi, Bupati Kabupaten Bandung Dadang M Nasser, dan Direktur Utama PT Alamanda Sejati Utama Komar Muljawibawa.

Bupati Bandung Dadang M Naser mengatakan, Kabupaten Bandung menjadi salah satu wilayah andalan di Jawa Barat dalam hal pertanian. Khususnya untuk komoditas sayuran, kentang, strawberi, kopi, dan sekarang tengah merintis ekspor ikan.

Untuk itu dirinya sepakat dengan kebijakan dari Mentan agar memperkuat ekspor dan tidak perlu impor komoditas pertanian. "Upaya agar ekspor menjadi kuat adalah bantuan kualitas bibit ke petani sehingga mereka (petani) akan bersemangat dalam menumbuh kembangkan produk pertanian," tutur Dadang.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.8465 seconds (0.1#10.140)