Rumah Zakat Sebut Masyarakat yang Ajukan Bantuan Makin Banyak

Rabu, 20 Mei 2020 - 11:13 WIB
loading...
Rumah Zakat Sebut Masyarakat yang Ajukan Bantuan Makin Banyak
CEO Rumah Zakat Nur Efendi menyebutkan, masyarakat yang mengajukan bantuan akibat terdampak pandemi COVID-19 semakin banyak. SINDOnews/Arif Budianto
A A A
BANDUNG - CEO Rumah Zakat Nur Efendi menyebutkan, masyarakat yang mengajukan bantuan akibat terdampak pandemi COVID-19 semakin banyak. Tak hanya para pekerja formal, pekerja lepas, tetapi juga ada ratusan pelaku usaha mikro dan kecil dan Indonesia yang terkena imbas perlambatan ekonomi.

Menurut Nur, bertambahnya masyarakat terdampak COVID-19 bisa dilihatnya dari makin banyaknya data masyarakat yang perlu dibantu. Baik bantuan dalam bentuk pangan, bantuan hutang, pendidikan, kesehatan, dan lainnya.

"Masyarakat yang mengajukan cukup banyak. Makanya, kami juga memiliki program Ramadhan bebas utang untuk membantu mereka yang kesulitan membayar cicilan," ujar Nur Efendi, Rabu (20/5/2020). (Baca juga; Terpuruk Akibat Corona, Seniman Butuh Perhatian Serius Pemerintah )

Kendati begitu, Rumah Zakat tidak bisa serta merta masyarakat yang mengajukan mendapat bantuan program tersebut. Rumah Zakat mesti melakukan verifikasi secara admnistrasi dan faktual agar bisa dilihat benar layak atau tidaknya.

Verifikasi ini, kata dia, menjadi poin penting untuk mastikan, masyarakat yang mengajukan pembebasan tersebut layak atau tidaknya. "Terakhir, ada 34 orang yang kami bantu. Mereka, pekerja harian non formal, ada yang dirumahkan tak bisa membayar kontrakan dan lain-lain makanya kami bantu," kata Nur.

Begitupun para pelaku usaha. Rumah Zakat yang mengelola zakat, infak, sedekah, dan wakaf (Ziswaf) ini mencatat ada ratusan pelaku usaha terdampak. Langkah yang dilakukan Rumah Zakat yaitu memberdayakan pelaku UMKM yang usahanya terdampak. Melalui dana sosial yang diamanahkan donatur, Rumah Zakat membantu 518 UMKM yang terdaftar sebagai unit usaha terdampak COVID-19.

"Bantuan yang diberikan bukan hanya modal, tapi juga pendampingan agar usaha mereka dapat terus berjalan di tengah pandemi," katanya. (Baca juga; Bantuan Paket Sembako Polda Jabar Disebar ke Warga Terdampak COVID-19 di Cimahi )

Sementara untuk mengantisipasi masalah pangan, Rumah Zakat memanfaatkan dana Ziswaf untuk mendirikan lumbung pangan yang kini tersebar di 33 titik di delapan provinsi. Lumbung pangan tersebut, kata dia, saat ini sudah menghasilkan 60 ton beras yang bisa digunakan oleh masyarakat di daerahnya dan juga disimpan sebagai cadangan pangan di masa krisis.

"Konsep lumbung pangan ini terinspirasi dari kisah Nabi Yusuf dalam menangani krisis. Kami akan berupaya untuk menambah titik lumbung pangan, sebagai wujud ikhtiar mencegah dampak dari krisis pangan yang diprediksi akan terjadi," papar Nur Efendi.

Sementara menurut Chief Program Officer Rumah Zakat, Murni Alit Baginda, Ramadhan bebas utang tersebut, disalurkan dengan menunggu pengajuan dari masyarakat. Jumlah yang mengajukan, cukup banyak sehingga harus ada verifikasi.

Mereka dibantu dibebaskan utangnya oleh Rumah Zakat karena berutang untuk kebutuhan makan sehari-hari, ada juga yang digunakan untuk biaya pendidikan karena terdampak COVID-19. Beberapa masyarakat, mengajukan pembebasan hutang karena menunggak biaya pendidikan.

Ketiga, masyarakat yang dibebaskan hutangnya karena untuk membayar biaya kesehatan. "Jadi lingkup bebas utang ini tak hanya untuk ekonomi saja tapi untuk kesehatan dan pendidikan juga," katanya.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1635 seconds (0.1#10.140)