Tahun 2019, PDAM Tirta Tarum Karawang Memasuki Era Perubahan

Rabu, 02 Januari 2019 - 13:46 WIB
Tahun 2019, PDAM Tirta Tarum Karawang Memasuki Era Perubahan
Foto/Istimewa
A A A
KARAWANG - Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Tirta Tarum Karawang optimistis memasuki tahun 2019 ini mampu hijrah dari birokrasi menjadi korporasi. Sebelumnya, perusahaan pelat merah ini sempat mengalami krisis manajemen karena konflik internal di tubuh PDAM.

Pergantian direksi yang baru berjalan empat bulan sedikit membawa harapan PDAM bakal bangkit menjadi perusahaan daerah yang diperhitungkan banyak orang. Menurut Direktur Utama PDAM Tirta Tarum M Sholeh, jajaran direksi PDAM yang baru ini memiliki tekad kuat untuk melakukan perubahan di dalam tubuh PDAM.

"Dulu itu ibarat kapal pecah yang harus berlayar di tengah lautan. Namun semua itu kami perbaiki secara bertahap hingga sekarang bisa menjadi lebih baik," kata M Sholeh, Rabu (2/1/2019).

Dia mengatakan, salah satu indikator terjadi perbaikan itu misalnya terjadi lompatan capaian pelanggan dari 72.000 SR menjadi 77.000 SR atau sambungan baru. Bertambahnya sambungan baru itu berkat program direksi yang baru yang mengeluarkan program promo potongan harga untuk pelanggan baru dan juga amnesti denda pelanggan (bulan bebas denda).

"Prinsip kami sekarang itu PDAM harus murni menjadi corporate, jadi berpikirnya untuk bisnis bukan politik. Kami itu ingin melayani, bukan dilayani. Jadi kami harus profesional menjalankan bisnis," katanya.

Menurut dia, untuk melakukan perubahan di dalam tubuh PDAM langkah pertama yang dilakukan yaitu melakukan pembenahan di dalam. Saat ini seluruh karyawan PDAM menjalankan tugas sebagai karyawan di corporate.

"Kita itu kerja harus menghasilkan untung buat perusahaan, jadi harus mengikuti standar kerja yang benar. Itu yang selalu saya sampaikan kepada seluruh karyawan agar PDAM bisa berubah," ujarnya.

Sholeh pun optimistis tahun 2019 ini kinerja PDAM akan lebih baik lagi. Perubahan di dalam PDAM sudah mulai dirasakan perkembangannya. Karyawan PDAM sekarang ini lebih berpikir untuk menjalankan tugas sebagai pelayan publik dan menghindari politik praktis.

"Awal tahun 2019 ini saja sudah ada 5000 SR yang menanti dan tentunya itu membutuhkan kerja keras kita agar bisa terlaksana dengan baik."
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9780 seconds (0.1#10.140)