Pemprov Jabar Dorong UMK Bentuk Komunitas Berbasis Koperasi

Rabu, 26 Desember 2018 - 16:20 WIB
Pemprov Jabar Dorong UMK Bentuk Komunitas Berbasis Koperasi
Pengumpulan susu perah oleh KPBS Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Koperasi yang menaungi 3.400 peternak sapi ini telah menikmati hasil dari digitalisasi yang diterapkan beberapa tahun lalu. Foto/Istimewa
A A A
BANDUNG - Pemerintah Provinsi Jawa Barat mendorong para pelaku usaha mikro kecil (UMK) membentuk komunitas berbasis koperasi dalam pengembangan usahanya.
Cara tersebut diyakini memberikan dampak signifikan terhadap pengembangan UMK di tengah gempuran perusahaan-perusahaan raksasa di Jabar. Bahkan, bukan tidak mungkin UMK menjadi penguasa pasar.

Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Jabar Dudi Sudradjat Abdurachim menuturkan, berdasarkan hasil Sensus Ekonomi 2016, Jabar memiliki 4,63 juta usaha/perusahaan non-pertanian. Sebanyak 98,49 persen atau 4,56 juta di antaranya berskala UMK.

Menurut Dudi, gempuran perusahaan-perusahaan raksasa ke Jabar menjadi tantangan bagi para pelaku UMK yang notabene masih ditopang modal terbatas. Agar bisa bersaing, kata Dudi, solusinya membentuk komunitas.

"UMK kalau sendiri-sendiri rentan mati. Mereka harus berkumpul dalam bentuk asosiasi atau komunitas," ujar Dudi di Bandung, Rabu (26/12/2018).

Menurut Dudi, cukup banyak pelaku UMK di Jabar yang kini tergabung dalam komunitas. Meski begitu, pihaknya mengaku perlu memberikan dorongan agar semakin banyak wadah bagi para pelaku UMK di Jabar.

"Banyak komunitas yang bagus-bagus, tapi masih kurang banyak. Kita akan terus mendorong agar lebih banyak lagi, terutama di kalangan milenial," katanya.

Agar potensi dan kemampuan ekonomi anggota komunitas hingga masyarakat bisa terdongkrak, Dudi juga meminta komunitas yang dibentuk berbasis koperasi. "Saya yakin, koperasi akan menyejahterakan masa depan ekonomi negara ini," imbuhnya.

Dudi mengakui, banyak masyarakat yang belum memahami koperasi secara utuh, khususnya kalangan milenial yang masih menganggap koperasi sebagai organisasi ekonomi yang kuno.

"Saya punya niat re-branding koperasi agar lebih masuk buat anak muda dan komunitas tertentu. Supaya koperasi itu kesannya tidak kampungan dan jadul," tuturnya.

Padahal, lanjut Dudi, sudah banyak koperasi yang mendunia, seperti Fonterra Co-operative Group Limited yang merupakan koperasi susu multinasional yang dimiliki 10.600 peternak di Selandia Baru. Koperasi ini, kata Dudi, menguasai 30 persen ekspor produk susu dunia.

Contoh lainnya, Ocean Spray yang merupakan koperasi yang bergerak di bidang produk pertanian, khususnya cranberry dan grapefruit yang bermarkas di Lakeville Middleborough, Massachusetts, Amerika Serikat.

"Banyak perusahan-perusahaan besar basicnya dari koperasi, seperti Fonterra di Selandia Baru dan Ocean Spray di Amerika," sebut Dudi.

Dudi yakin, koperasi ke depan akan menjadi tren dalam memajukan ekonomi nasional. Terlebih, kesuksesan koperasi dalam mendongkrak perekonomian sudah dibuktikan oleh negara-negara besar di dunia.

"Kita harus rapatkan barisan masyarakat kita, mengupayakan masyarakat mengunakan produk dalam negeri, harus dengan gerakan yang masif," tandasnya.

Diketahui, di bawah kepemimpinan Ridwan Kamil, Jabar getol mencanangkan pengembangan ekonomi masyarakat. Belum lama ini, Ridwan Kamil meluncurkan program Satu Desa Satu Perusahaan (One Village One Company/OVOC) sebagai upaya untuk mengikis ketimpangan ekonomi di provinsi yang dipimpinnya.

Melalui OVOC, Pemprov Jabar berupaya menggali potensi desa dan sentralisasi produksi, sehingga terwujud nilai tambah bagi masyarakat desa. Emil, sapaan akrab Gubernur menyebutkan, dengan jumlah desa yang mencapai 5.312 desa, Jabar memerlukan strategi pemerataan khusus mengingat luas wilayahnya yang begitu luas.

"Desa-desa ini harus mandiri karena Jawa Barat itu masalahnya ketimpangan. Karena tidak ada daya upaya, potensi, tidak ada ilmu, orang-orang desa frustrasi, dan pergi pindah ke kota," tutur Emil dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, Jumat (21/12/2018).
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8687 seconds (0.1#10.140)